Surya Internusa Incar Daerah Karawang
VIVAnews - Pengelola kawasan industri, hotel, dan pengembang properti PT Surya Internusa Semesta Tbk akan memperluas jangkauan bisnisnya dengan pembukaan kawasan industri baru di daerah Karawang, Jawa Barat.
Corporate Public Relations Manager Surya Internusa Semesta, Utari Sulistyowati, mengatakan bahwa kawasan industri tersebut akan didirikan di atas lahan seluas 1.000 hektare.
"Kami pilih Karawang, karena letaknya dekat dengan kawasan industri yang saat ini dikelola perseroan," kata Utari di Jakarta, Rabu 29 Februari 2012.
Meski belum menyebut kebutuhan dana untuk pengembangan kawasan industri baru itu, namun menurutnya, perseroan akan melakukan emisi obligasi untuk memenuhi kebutuhan dana. Dari emisi obligasi, Surya Internusa berharap bisa mengumpulkan dana segar hingga Rp500 miliar.
"Emisi obligasi diharapkan bisa teralisasi Juni 2012. Tenor, kupon, dan penjamin emisinya belum kami tentukan," ungkapnya.
Utari menuturkan, bisnis kawasan industri menjadi salah satu andalan perseroan ke depan. Melalui anak usaha perseroan PT Suryacipta Swadaya, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp798 miliar dari penjualan lahan industri seluas 208 hektare di kawasan tersebut.
Selain itu, pendapatan dari kawasan industri pada tahun lalu meningkat 513,85 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp130 miliar. Sementara itu, kontribusi kawasan industri terhadap pendapatan konsolidasi mencapai 27,75 persen.
Target 2012
Meski mengalami kenaikan pendapatan signifikan tahun lalu, untuk 2012 Utari tak menetapkan target berlebihan. Dia memperkirakan, pendapatan SSIA tahun ini berkisar Rp3,2 triliun, tumbuh 11,26 persen dibandingkan pendapatan tahun lalu.
SSIA merencanakan beberapa strategi untuk memenuhi target tersebut diantaranya melanjutkan penjualan kawasan industri, mempenetrasi pasar konstruksi dengan masuk ke pembangunan jalan tol dan prasarana pertambangan, serta pembangunan budget hotel.
"Target kawasan industri perseroan untuk tahun ini adalah dapat membukukan penjualan lahan industri setidaknya sebesar 135 hektare (accounting sales), dengan harga rata–rata penjualan tidak kurang dari US$85 per meter persegi," ujarnya.
Perseroan, lanjut Utari, akan menggelontorkan dana belanja modal hingga Rp900 miliar tahun ini demi memuluskan pengembangan bisnis perseroan. (umi)