Saham di Bursa RI Lebih Murah dari Malaysia
VIVAnews - Indonesia sepanjang 2012 diperkirakan penuh dengan sentimen positif. Mulai dari disahkannya undang-undang pengadaan lahan hingga diperolehnya peringkat layak investasi (investment grade) dari dua lembaga pemeringkat internasional.
Faktor-faktor ini pula yang diperkirakan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, harga saham di Indonesia relatif murah dibandingkan Malaysia dan Singapura. Terlihat dari pertumbuhan rasio harga saham terhadap laba per saham atau price to earning (PE) yang hanya 0,6 kali.
Penilaian itu disampaikan Head of Equity Investment PT CIMB-Principal Asset Management, Fadlul Imansyah dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews, Jumat, 27 Januari 2012.
Menurut Fadlul, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada tahun ini diperkirakan bertahan di level 4.450. Sejumlah sektor yang bakal tumbuh signifikan adalah infrastruktur, bank, dan konsumsi.
"Strategi investasi yang kami terapkan akan overweight di sektor konsumsi, infrastruktur, perbankan, dan sektor terkait. Kami akan menerapkan durasi dari medium ke panjang," ujar Fadlul.
Dia menambahkan, Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan melanjutkan rally pada 2012 dengan naiknya peringkat investasi Indonesia. Kondisi itu ditunjang dengan rencana Bank Indonesia yang akan kembeli membeli SUN sebagai instrumen kebijakan moneternya.
"Faktor ini akan lebih dominan dibandingkan sentimen negatif inflasi (bila wacana) kenaikan harga bahan bakar minyak (dimunculkan) dan kekhawatiran SUN yang akan oversupply," kata dia. (art)