Wamen ESDM: Naikkan Harga BBM Opsi Terbaik
VIVAnews - Sosialisasi program pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan segera dimulai pekan depan. Namun, menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo, opsi tersebut bukan yang terbaik. Pilihan terbaik adalah menaikkan harga.
Itu untuk menghemat pemakaian BBM dan mengurangi beban anggaran. Masyarakat pun bisa beralih ke energi alternatif lain, misalnya gas. "Sebisa mungkin jangan pakai BBM," ujarnya saat ditemui di diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu 7 Januari 2012.
Widjajono mengingatkan, bahwa persediaan energi tak terbarukan, khususnya minyak bumi di Indonesia tidak lagi banyak. Mengimpor minyak mentah pun perlu biaya yang tinggi, dibandingkan dengan gas yang lebih murah dan mudah.
Terkait permasalahan infrastruktur bahan bakar gas (BBG), dia melanjutkan, para pemilik tanah di Jawa telah menawarkan untuk membuat kilang gas. Selain itu impor dan distribusi gas juga lebih mudah.
Namun Wakil Direktur Reforminer, Komaidi, menambahkan bahwa permasalahan lain dari pembangunan infrastruktur BBG juga datang dari anggaran. "Pembangunan SPBG membutuhkan anggaran yang besar," imbuhnya.
Selain itu, ia mempertanyakan kesiapan penerapan program ini dalam waktu dekat. Pasalnya dari data yang dimiliki baru ada 16 SPBG yang aktif di Indonesia dan 8 di antaranya berada di Jabodetabek.
Pemerintah juga berencana mengalihkan transportasi publik, yang sebelumnya memakai BBM ke gas. Dalam kaitan itu, pemerintah akan menyediakan converter kit secara gratis.
Untuk kendaraan pribadi, pemerintah membebaskan pemilik kendaraan pribadi untuk menetapkan pilihan menggunakan BBM non subsidi atau beralih ke BBG. Ada dua pilihannya: Pertamax atau BBG. (kd)