Mobil Murah Malaysia Ancam Pasar RI

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Selasa, 31 Januari 2012

Mobil Murah Malaysia Ancam Pasar RI

VIVAnews - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui tengah mengembangkan program mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC) guna mengantisipasi tren otomotif di masa mendatang.

Program ini disiapkan agar pasar otomotif Indonesia tak mengalami serbuan dari produsen lain dari Malaysia dan Thailand yang sudah mengembangkan jenis mobil tersebut.

"Program pengembangan mobil LCGC berlaku untuk semua industri otomotif di dalam negeri," kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 31 Januari 2012. 

Hidayat menjelaskan, mobil murah dan ramah lingkungan yang dikembangkan di tanah air itu harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan seperti jenis kendaraan MPV berkapasitas 1.000 sampai 1.200 cc dengan konsumsi bahan bakar 20 sampai 22 km per liter.

Syarat lain adalah penggunaan komponen lokal diharapkan sudah mencapai 80 persen pada tahun keenam. "Komponen yang dimaksud termasuk pembuatan power train (engine, transmisi dan axle)," kata Hidayat.

Diakui Hidayat, negara-negara di ASEAN seperti Malaysia dan Thailand saat ini tengah mengembangkan mobil berjenis LCGC. Bahkan kedua negara tetangga tersebut telah memproduksi jenis kendaraan tersebut.

"Apabila Indonesia tidak mengembangkan dan memproduksi mobil jenis tersebut dikhawatirkan pasar dalam negeri akan dimasuki oleh produk mobil sejenis dari Malaysia dan Thailand," katanya.

Mantan Ketua Kadin Indonesia ini juga mengungkapkan, program pengembangan mobil LGCC ini akan mendatangkan investasi baru di tingkat perakitan (assembling). Tercatat sejumlah perusahaan otomotif yang sudah menyatakan komitmen investasinya adalah Daihatsu, Suzuki, Toyota, Mitsubishi, Nissan.

"Total investasi sebesar US$1,8 milliar dan tenaga kerja yang diserap mencapai 15 ribu orang. Sedangkan investasi tambahan atau ikutan di tingkat industri komponen diperkirakan sebesar US$1,9 milliar dengan tambahan tenaga kerja baru antara 15 ribu sampai 17 ribu orang," kata Hidayat. (umi)

Kerja di rumah

Popular Posts