Kronis, Kemiskinan di RI Sulit Dihilangkan

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 02 Januari 2012

Kronis, Kemiskinan di RI Sulit Dihilangkan

Pemukiman para warga miskin dengan latar belakang gedung bertingkat di kawasan Karet Jakarta Pusat, (VIVAnews/Fernando Randy)

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai kemiskinan Indonesia telah mencapai tahap kronis dan sulit dihilangkan. Rendahnya kapasitas penduduk dan tidak meratanya program bantuan pemerintah menjadi kendala.

Data BPS menyebutkan jumlah penduduk sangat miskin pada September 2011 sebesar 10,098 ribu orang atau 4,17 persen dari total penduduk. Sementara penduduk sangat miskin sebanyak 19,791 ribu atau 8,19 persen dan penduduk hampir miskin sebesar 27,824 ribu atau 11,5 persen.

Menurut Direktur Statistik Ketahanan Sosial BPS, Hamonangan Ritonga, banyaknya penduduk sangat miskin yang tinggal di daerah terpencil menjadi penghambat. Faktor lain adalah keterbatasan kapasitas individu.

"Jadi kalau penurunan tiap tahun satu persen itu berat. Karena mereka yang kurang berdaya tinggal di daerah terpencil, jauh dari jangkauan pemerintah. Kalaupun ada beras miskin, misalkan, terkadang mereka tidak dapat," jelas Hamonangan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin 2 Januari 2011.

Hamonangan mengungkapkan, program bantuan pemerintah di pelosok daerah kerap kali tidak tepat sasaran program bantuan. Padahal BPS telah mempunyai data penduduk sangat miskin tersebut.

"Sebetulnya pengelola program di daerah membantu masyarakat miskin menggunakan nama dan alamat yang disediakan (BPS) penduduk miskin bisa lebih cepat lagi," imbuhnya.

Program bantuan yang tepat pada penduduk kronis ini, lanjutnya, ialah bantuan bahan makanan pokok. Bantuan Kredit Usaha Rakyat dan infrastruktur pertanian tidak terlalu banyak berpengaruh.

"Konsep pemberdayaan kurang tepat sama mereka. Mereka dikasih traktor, KUR, tidak mampu mereka. Mereka mungkin tidak akan bisa mengembangkan usahanya karena kapasitasnya rendah," tuturnya.

Pengentasan kemiskinan yang mencapai 0,13 persen, tambahnya, tergolong rendah. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pengentasan kemiskinan ditargetkan satu persen selama satu tahun.

"Ini sudah sembilan bulan baru turun segitu (0,13). Mau tidak mau, (proram) tepat sasaran sangat diperlukan," terangnya.

Kerja di rumah

Popular Posts