Jembatan Runtuh, Impor Besi Baja Bisa Naik

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan renovasi Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, yang ambruk pekan lalu bisa memicu lonjakan impor besi baja. Namun upaya itu hendaknya diikuti dengan jaminan produk impor yang berkualitas.
Hingga Oktober 2011, impor besi baja Indonesia mengalami penurunan dari US$781 juta pada bulan September menjadi hanya US$668 juta.
"Kalau memperbaiki jembatan Kutai Kartanegara barangkali impor baja lagi, tapi mesti yang bagus, jangan dari Cina," ujar Direktur Statistik Distribusi BPS, Satwiko Darmesto, saat ditemui usai jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis 1 Desember 2011.
Satwiko mengatakan banyak jembatan di Indonesia saat ini menggunakan bahan baku material besi dan bajanya yang berasal dari Cina. Salah satunya adalah Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura.
"Suramadu dari Cina kan? Dari Cina langsung dibawanya, bawa sendiri kan mereka. Saya tidak tahu Kukar dari mana," tambahnya.
Beda Kualitas
Sebelumnya, Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) memastikan bahan material Jembatan Suramadu berbeda dengan Jembatan Kukar yang runtuh dan telah memakan belasan korban jiwa.
Jembatan Kukar menggunakan Cabel Stay konvensional dan merupakan jembatan rangkah yang dimodifikasi. Sebaliknya, jembatan Suramadu menggunakan Cabel Stay yang dirancang tinggi agar bisa lebih kokoh.
BPWS menyebut jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu mampu bertahan hingga 100 tahun."Jembatan Suramadu memiliki kontruksi yang berbeda dengan Jembatan Kutai Kertanegara. Ini diprediksi mampu bertahan hingga 100 tahun," kata Sekretaris BPWS, Khalawi. (ren)