Bank BUMN Harus Pimpin Penurunan Bunga

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 19 Januari 2012

Bank BUMN Harus Pimpin Penurunan Bunga

VIVAnews - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono, mengatakan, jika Bank Indonesia menginginkan suku bunga industri perbankan turun, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh bank-bank BUMN sebagai market leader.

"Di Indonesia itu banyak kendalanya, karena bank selalu melihat kondisi pasar. Jika ingin suku bunga turun, bank BUMN sebagai market leader harus mengawali, setelah itu bank swasta," kata Tony di acara seminar bertajuk 'Dampak Krisis Eropa terhadap Bisnis Bank 2012' di Jakarta, Kamis 19 Januari 2012.

Menurut Tony, pertumbuhan ekonomi 2012 akan ditopang oleh perbankan. Karena kesehatan bank cukup bagus dan memiliki laba tinggi. Namun, penurunan suku bunga memang tidak mudah, karena pendalaman pasar keuangan Indonesia masih dangkal.

"Korelasinya begini, kalau suku bunga turun, maka laba turun. Otomatis dividen juga turun. Tapi, pemerintah tidak mau dividen turun, karena sudah masuk estimasi pendapatan negara. Nantinya justru akan tarik-menarik antara pemerintah, BI, dan industri perbankan," jelasnya.

Sementara itu, untuk Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan, Tony mengakui, BOPO Indonesia memang lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Thailand dan Singapura. Hal ini terjadi karena luas wilayah Indonesia lebih besar dibandingkan kedua negara tersebut.

"Untuk BOPO Indonesia memang jauh lebih besar, karena Indonesia itu wilayahnya sangat luas. Misalnya kita mau buka bank di daerah terpencil seperti Papua, otomatis akan mengeluarkan cost yang lebih banyak," ujarnya.

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada 2012, Tony memperkirakan Indonesia bisa tumbuh 6 hingga 6,3 persen, dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi dibandingkan 2011 karena adanya pembatasan subsidi BBM.

"Krisis Eropa tentu kita akan kena dampaknya, tapi tidak akan terlalu besar. Karena krisis pada 2009 kita mampu tumbuh 4,5 persen. Tentunya tahun ini kita akan lebih baik, apalagi ditambah peringkat investasi dari Moody's," ungkapnya. (art)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts