5 Daerah Penyedot BBM Subsidi Terbesar 2011
VIVAnews - Realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2011 mencapai 41,69 juta kiloliter (KL) atau 103,3 persen dari kuota APBN-P 2011 yang ditetapkan pada level 40,36 juta KL.
Berdasarkan data per 2 Januari 2012 yang belum diverifikasi oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), realisasi BBM subsidi 2011 terdiri dari premium sebesar 25,49 juta KL, solar 14,49 juta KL, dan minyak tanah 1,69 juta KL. Ketiga jenis BBM ini seluruhnya mengalami kelebihan kuota.
Kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2011 terdiri dari Premium 24,51 juta KL, Solar 14,06 juta KL, dan Minyak Tanah 1,80 juta KL.
“Realisasi BBM PSO (bersubsidi) 2011 terhadap kuota APBN-P 2011 kelebihan sekitar 3,3 persen. Namun, jika dibandingkan dengan angka estimasi yang disepakati bersama antara Kementerian Keuangan, Ditjen Migas, BPH Migas, dan PT Pertamina (Persero), realisasi tersebut masih on track,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun di Jakarta, Rabu 4 Januari 2012.
Seperti diketahui, beberapa instansi terkait dan Pertamina menyepakati estimasi konsumsi BBM subsidi hingga akhir 2011 sebanyak 41,91 juta KL, atau bertambah 1,55 juta KL dari kuota BBM subsidi yang habis pada pekan ketiga Desember 2011.
“Akan tetapi realisasi konsumsi hingga akhir tahun, ternyata 220 ribu KL lebih rendah dari estimasi,” katanya.
Dari catatan Pertamina, sebanyak enam dari 33 provinsi menghabiskan kuota BBM bersubsidi terbesar, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Banten. Provinsi Banten mengalami kelebihan kuota 7,2 persen, DKI Jakarta 6,5 persen, Jawa Barat 5,2 persen, Jawa Tengah 4,2 persen, Jawa Timur 3,8 persen dan Sumatera Utara 3,3 persen.
Untuk tahun depan, BPH Migas kembali menetapkan PT Pertamina sebagai salah satu distributor BBM subsidi. Dari kuota BBM subsidi dalam APBN 2012 sebesar 37,5 juta KL, Pertamina mendapatkan tugas menyalurkan BBM subsidi tidak kurang dari 99,6 persen.
Kuota BBM PSO 2012 terdiri dari 21,9 juta KL Premium, 1,7 juta KL Minyak Tanah dan 13,9 juta KL Solar.
Harun mengatakan, volume kuota 2012 tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu seiring rencana pemerintah menggelar program pengaturan konsumsi BBM subsidi lewat larangan penggunaan premium bagi mobil pribadi di Jawa-Bali pada 1 April 2012.
Terkait dengan itu, Pertamina mengaku terus menyiapkan sarana dan fasilitas pendukung program tersebut. Hingga 23 Desember 2011, tercatat 2.704 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah melayani pembelian produk Pertamax.
Khusus untuk di wilayah Jawa-Bali, dari 3.061 unit SPBU, 2065 unit di antaranya sudah menjual Pertamax, 700 SPBU berpotensi untuk switching tangki pendam ke Pertamax dan sebanyak 296 SPBU diperlukan investasi baru. (umi)