Walhi Tantang Wacik Soal Listrik Panas Bumi

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Sabtu, 17 Desember 2011

Walhi Tantang Wacik Soal Listrik Panas Bumi

VIVAnews - Ketua Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali, I Wayan Suardana menantang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik untuk bersumpah tujuh turunan jika berani menjamin proyek geothermal di Bedugul, Kabupaten Buleleng, Bali, tak akan menimbulkan dampak bencana.

"Mau tidak Jero Wacik bersumpah secara tanggung renteng tujuh turunan bahwa tak akan terjadi bencana pada proyek geothermal Bedugul. Kalau dia berani, Walhi akan mendukung proyek itu," kata pria yang akrab disapa Gendo dalam diskusi "Refleksi Akhir Tahun Lingkungan Hidup" di Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu 17 Desember 2011.

Mantan aktivis mahasiswa yang pernah dibui ini melanjutkan, dalam beberapa pertemuan yang pernah dilakukan oleh Walhi dan stakeholder lainnya, pelaksana proyek geothermal Bedugul, kata Gendo, tak memiliki skema penanganan bencana dalam skala besar. "Kami beberapa kali melakukan pertemuan, tetapi mereka tak mampu menjawab hal itu," ujar Gendo.

Apalagi, dia melanjutkan, tak ada jaminan jika proyek panas bumi itu berjalan, maka Bali akan terbebas dari krisis listrik. Sebab, menurut dia, kebutuhan listrik Bali tak sejalan dengan penggunaan listrik oleh sarana akomodasi pendukung pariwisata di Bali yang kian tumbuh berkembang.

"Maka, kami meminta agar kebutuhan listrik di Bali khususnya harus diaudit terlebih dahulu. Jadi, ketahuan siapa pemakai listrik terbesar, berapa kebutuhan Bali dan berapa sekarang yang sudah tersedia," sarannya.

Kendati begitu, imbuh dia, Walhi tidak menolak teknologi geothermal yang murah dan relatif aman dari aspek lingkungan. "Pemerintah selalu menghitung manfaatnya saja. Padahal, pembangunan di Indonesia ini semua berwatak eksploitatif terhadap lingkungan," imbuhnya, seraya mengatakan bahwa hal itu yang mendasari Walhi menolak proyek geothermal.

Dari data yang dimilikinya, pengguna energi listrik lebih banyak industri jasa akomodasi pariwisata ketimbang rumah tangga. "Maka kami meminta diaudit dulu. Mari bangun masterplan bersama-sama. Jadi, Walhi tidak sekadar menolak, tapi juga mencermati proses percepatan pembangunan yang tidak karuan ini," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik menegaskan bahwa sudah saatnya dipikirkan energi alternatif yang ramah lingkungan dengan biaya murah. Solusinya, menurut dia, adalah energi gas, panas bumi, dan energi matahari. "Ke mana kita, ya beralih ke energi lain. Kita punya banyak gas dan panas bumi. Indonesia punya 40 persen energi panas bumi dunia," ucapnya.

Untuk merealisasikan hal itu, Wacik mengaku akan mengoptimalkan teknologi yang dimiliki. Di balik banyaknya gunung berapi yang menimbulkan bencana di Indonesia, menurut dia, ternyata terpendam energi panas bumi.

"Untuk Bali ada geothermal Bedugul. Bali juga punya gas. Geothermal Bedugul itu mangkrak sejak 1995. Kami buat studi ulang. Kekeliruan diperbaiki dan percepat produksi. Tetapi, tetap jaga hutan, air, dan listrik (energi geothermal) sehingga ketiganya dapat," imbuh Wacik.

Jika menggunakan energi panas bumi, Wacik melanjutkan, hanya membutuhkan biaya US$8 sen per kWh. "Sementara itu, listrik kita sekarang ini biayanya US$40 sen per kWh. Geothermal Bedugul Bali itu menghasilkan listrik 165 megawatt, sedangkan Bali memerlukan 600 megawatt. Perinciannya, pasokan listrik 200 megawatt dari Jawa dan 400 megawatt dari Bali," tegas Wacik. (Laporan: Bobby Andalan l Bali, art)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts