RI Makin Waspadai Dampak Krisis Eropa
VIVAnews - Pemerintah menanggapi serius krisis ekonomi Eropa yang dikhawatirkan bisa berdampak pada perekonomian nasional. Saat ini, pemerintah telah memiliki sejumlah persiapan dan strategi jika krisis yang telah melanda India dan China itu menerpa Indonesia.
"Yang pemerintah lakukan selama dua bulan terakhir ini adalah terus mengamati kondisi ekonomi global," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Istana Presiden, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2011.
Agus meyakinkan, pemerintah telah memiliki koordinasi yang lebih luas untuk persiapan Indonesia menghadapi krisis ekonomi dunia. Tak hanya di bidang fiskal, moneter, dan keuangan, antisipasi juga dilakukan untuk meneruskan program reformasi struktural.
Sejumlah antisipasi fiskal yang disiapkan pemerintah di antaranya memberikan stimulus, insentif, dan meyakinkan bahwa Indonesia tetap menjaga pertumbuhan ekonominya kendati terdapat dampak dari ekonomi global.
Selain itu, pemerintah siap mengantisipasi krisis global dengan menjaga dampak sosial di masyarakat, khususnya dari kalangan miskin, antisipasi pengurangan lapangan kerja, serta pangan. "Itu semua sudah kami kaji dan disiapkan," kata Agus.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Indonesia memang harus mewaspadai secara seksama kondisi krisis ekonomi di Eropa.
"Yang pertama, kemungkinan terjadinya penurunan ekspor di Asia sebagai dampak dari penurunan di AS dan Eropa. Kalau itu terjadi dan gejala tersebut sudah ada di China dan India, di mana pertumbuhan menurun," kata Hatta.
Untuk mengatasi dampak krisis ekonomi itu, Hatta menegaskan, Indonesia perlu meningkatkan pasar domestik dengan menjaga kemampuan daya beli masyarakat. Upaya lain adalah efisiensi dan menghilangkan hambatan-hambatan terkait perdagangan dalam negeri.
"Jangan sampai orang melihat Indonesia pasar yang bagus, kemudian dibanjiri dengan impor. Ini yang harus dicegah dengan memperluas pasar domestik dengan barang-barang dalam negeri," katanya. (art)