Mengapa Ibu-ibu Kelas Menengah Suka Belanja
VIVAnews - Nielsen menyatakan ibu-ibu kelas sangat suka berbelanja, dan anak merupakan alasan kuat mengapa mereka melakukan kegiatan ini. "Ibu-ibu sulit menolak permintaan anak ke minimarket," kata Direktur Eksekutif Konsumer Riset, Nielsen Indonesia Yudi Suryanata dalam konferensi pers, di Hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2011.
Anak-anak, kata Yudi, mengambil peranan utama dalam belanja modern. Dalam survei Nilesen, 95 persen mengatakan mereka hampir tidak pernah menolak ajakan anak ke minimarket. "Anak-anak adalah hal utama bagi mereka, khawatir tentang pendidikannya, makanannya, dan lainnya," kata dia.
Profil ibu-ibu kelas menengah ini, salah satunya adalah yang mempunyai rutinitas mengantar anak mereka ke sekolah dan bertemu dengan ibu-ibu lain di sekolah anaknya. "Nanti mereka saling bertukar informasi, bahkan tentang produk-produk yang akan mereka beli," ungkapnya.
Hal yang menarik, ketika ibu kelas menengah ini berbelanja di toko, maka mereka akan menghitung dengan cermat berapa jumlah uang yang sudah dimasukkan dalam keranjang belanja mereka. "Sehingga price tag sangat penting, bahkan dibandingkan dan dihitung dalam kepalanya pada hitungan detik," katanya.
Sementara untuk pilihan toko, kata Yudi, 80 persen ibu kelas menengah memilih berdasarkan lokasi, sedangkan 53 persennya memilih ke toko yang sama, dan 90 persen mencari toko dengan tawaran promosi. "Bahkan ibu-ibu ini menganggap toko minimarket adalah perluasan dari lemari dapurnya, karena mereka memilih untuk tidak berbelanja banyak dengan alasan toko yang dekat dan lemari dapurnya sempit," tuturnya.
Secara umum, kata Yudi, kenyamanan adalah kunci utama bagi peritel. Konsumen kelas menengah saat ini diburu oleh waktu, dengan tuntutan dari pekerjaan dan kehidupan berkeluarga. "Produk yang membuat hidup mereka lebih murah akan menjadi pemenang," katanya.
Kalangan kelas menengah ini adalah pembeli yang pintar (smart shoppers), yaitu mereka mengetahui harga barang dan di mana letak barang tersebut di toko. Untuk itu, menciptakan lingkungan yang nyaman dan berikan nilai lebih atas uang mereka untuk memenangkan kepercayaan mereka.
"Tahu seluk beluk toko dan letak barang yang mereka beli yaitu 68 persen, sedangkan kelas atas hanya 44 persen," kata Yudi. (eh)