Kakao Indonesia Jadi Andalan Produk Asing
VIVAnews - Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo), Djoko Damardjati, mengatakan saat ini konsumsi makanan dan minuman berbasis kakao Indonesia lebih banyak didominasi produk buatan luar negeri. Padahal industri kakao dalam negeri tumbuh pesat sejak 2009.
"Karena itu kami canangkan konsumsi produk negeri sendiri. Saya harapkan tahun depan pemerintah mendukung penetapan Hari Kakao Nasional," kata Djoko, dalam acara pencanangan gerakan peningkatan konsumsi kakao dan coklat nasional di halaman Sarinah, Jakarta, Minggu 11 Desember 2011.
Sementara, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Sindra Wijaya mengharapkan promosi produk dalam negeri akan meningkatkan konsumsi kakao nasional yang saat ini baru 0,2 kg per kapita per tahun.
Dia menargetkan tingkat konsumsi kakao nasional bisa naik hingga 1 kg per kapita per ton dalam lima hingga 10 tahun ke depan. Sindra menambahkan industri berbasis kakao Indonesia tumbuh pesat setelah penerapan bea keluar bijih kakao di tahun 2009.
AIKI memproyeksikan produksi bubuk dan mentega kakao pada tahun ini mencapai 280.000 ton dan akan meningkat menjadi 400.000 ton pada 2012.
Biji kakao sebagai bahan baku cokelat merupakan salah satu komoditi perkebunan yang strategis. Hal ini bisa dilihat dari devisa yang dihasilkan dan mampu menghidupi jutaan para petani dan keluarganya dari Sabang sampai Merauke.
Nilai devisa dari kakao pada 2010 mencapai US$1,59 miliar. Biji kakao yang merupakan bahan dasar untuk membuat cokelat diproduksi oleh sekitar 550 ribu ton di Indonesia setiap tahunnya.
Sekitar 70 persen dari total produksi tersebut diekspor dalam bentuk biji kakao mentah (raw), sedangkan 30 persen sisanya diproses menjadi produk kakao olahan oleh industri kakao dalam negeri.
Gerakan Peningkatan Konsumsi Kakao dan Cokelat Nasional adalah hasil kerja sama Dekaindo, PT Sarinah (Persero), Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kemenko Perekonomian.
Peresmian gerakan dihadiri juga oleh Menteri Pertanian Suswono, Wamen Keuangan Mahendra Siregar, Wamen Pertanian Rusman Heriawan dan Direktur Utama PT Sarinah Jimmy Gani. (ren)