Investment Grade Picu Penurunan Suku Bunga

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Minggu, 18 Desember 2011

Investment Grade Picu Penurunan Suku Bunga

VIVAnews - Direktur Utama Bank Central Asia, Jahja Setiadmadja, menilai  bahwa naiknya peringkat kredit Indonesia ke zona investment grade versi lembaga Fitch Ratings tidak akan membawa dampak langsung bagi dunia perbankan.

Namun, menurutnya, peringkat tersebut akan tetap menguntungkan Indonesia. Sebab, dari sisi pendanaan, akan banyak aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri.

"Investment grade tidak serta merta akan menurunkan biaya dana, tetapi bila dampak positifnya yakni pendanaan asing akan mengalir ke Indonesia, sehingga likuiditas bakal melimpah," kata Jahja dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Minggu 18 Desember 2011.

Menurut Jahja, jika persediaan likuditas melimpah, artinya akan membuka perluang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga. "Kalau likuiditas melimpah, itu akan membuka peluang untuk menurunkan suku bunga. Jadi, tetap ada time lag sekitar 6-9 bulan ke depan," ujarnya.

Selain berpeluang menurunkan suku bunga, lanjut Jahja, saat ini perbankan Indonesia jika ingin mencari dana ke luar negeri, tentunya akan dikenai biaya lebih murah. "Ya, nanti baru ada manfaat. Kecuali kalau saat ini, bank mencari dana ke luar negeri, mungkin biayanya lebih murah," ungkapnya.

Sedangkan terkait volatilitas nilai tukar rupiah, Jahja menegaskan, dengan masuk Indonesia menjadi investment grade, kedepan akan ada penguatan nilai tukar rupiah. "Seharusnya ada penguatan, namun demikan dalam ekonomi moneter tidak ada yang pasti," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Bank Bank Umum Nasional Sigit Pramono mengatakan masuknya Indonesia dalam investment grade akan lebih memudahkan perbankan Indonesia memperoleh pinjaman luar negeri dengan bunga lebih murah. Itu artinya biaya dana perbankan akan turun.

"Biaya operasional jelas akan turun," ujar Sigit, dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com.

Sigit memprediksi industri perbankan akan lebih banyak mengeluarkan obligasi korporasi ke depan. Hal ini dikarenakan kepercayaan pasar yang meningkat, terutama dari luar negeri.

Dengan status investment grade, hal itu juga akan memudahkan perbankan Indonesia meminjam valas dari luar negeri. Itu memberikan kemudahan ketika mencari sumber likuiditas valas ketika terjadi tekanan atau kesulitan likuiditas valas. (ren)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts