Hutama: Tak Ada Laporan Pergeseran Tiang
VIVAnews - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDIP, Rendy Lamadjido, mempertanyakan temuannya tentang pergeseran ujung atas tiang (pylon) Jembatan Kutai Kartanegara kepada PT Hutama Karya. Pergeseran pylon itu dimulai sejak 2001.
"Saya menemukan berdasarkan keterangan dan penglihatan saya. Dari tahun 2001 pylon bergeser 8 sentimeter sampai 10 sentimeter," kata Rendy di gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis 1 Desember 2011.
Selanjutnya, pada 2006, pylon bergeser menjadi 18 sentimeter. Bahkan, ada gelagar yang bergeser sepanjang 50 sentimeter. "Ini menunjukkan progress yang memburuk," ujar dia.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Hutama Karya, Tri Widjajanto Joedosastro mengatakan, terkait temuan pergeseran tersebut, sebelumnya tidak ada yang menyampaikan kepada pihaknya. "Pada prinsipnya, saat dioperasikan secara baik dan dibuka traffic, serta mengenai pergeseran itu, selama ini belum pernah disampaikan," kata Tri.
Tri mengatakan, selama ini, dalam melaksanakan proyek, pihaknya selalu memegang kaidah yang ada sesuai dipesankan dalam kontrak dan sistem manajemen. "Dalam pelaksanaan juga ikut menangani aspek keselamatan kerja. Proyek ini zero accident. Dalam proyek jembatan suspension (jembatan gantung), prinsip keseimbangan juga harus dijaga," katanya.
Bahkan, Tri melanjutkan, saat dilaksanakan ereksion dan adjustment tidak meninggalkan prinsip keseimbangan. "Agar tidak terjadi konsentrasi gaya pada titik tertentu," ujar Tri.
Dia juga mengungkapkan, kabel utama yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara itu berasal dari Kanada. Kabel hanger berasal dari Austria. "Rangka sumbangan dari Kementerian PU sebesar Rp11 miliar," katanya. (eh)