Cara Pemerintah Genjot Pertumbuhan
VIVAnews - Rendahnya penyerapan anggaran menjadi perhatian pemerintah. Sebab, dalam pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga ini, kontribusi belanja pemerintah menurun menjadi 10,6 persen.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, komponen pertumbuhan ekonomi akan terus dijaga di semua sektor. "Lebih utama adalah government spending," kata Agus saat ditemui di sela ASEAN Finance Ministers Investor Seminar di Hotel Shangri-la, Jakarta, Selasa 8 November 2011. "Walaupun ini sama dengan tahun-tahun lalu, tetapi harus bisa lebih baik."
Agus mengimbau pada Kementerian dan Lembaga serta pemerintah daerah agar mempercepat realisasi anggaran, sehingga presentase belanja pemerintah dapat meningkat.
Selain itu, Agus menyadari di tengah gejolak krisis global, kinerja ekspor turut terkena dampak. Maka itu, untuk memperbaiki kinerja ekspor, dia memberikan perhatian pada institusi-institusi pembiayaan ekspor, seperti lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, institusi pemberi modal kerja, dan institusi pemberi tambahan investasi bagi eksportir.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, meski ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan, namun terjadi fenomena perlambatan. Hal itu akibat pengaruh krisis global sehingga berdampak ke Indonesia.
"Ini terkait adanya perlambatan ekonomi global ke ekspor dan nanti sektor domestik," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Slamet Sutomo, Senin.
Dampak krisis ekonomi global, Slamet melanjutkan, berpengaruh pada komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi seperti ekspor dan impor. Ekspor pada triwulan III misalnya, tercatat tumbuh 5,2 persen atau Rp300,2 triliun menjadi Rp315,8 triliun. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan ekspor triwulan II yang tumbuh sebesar 7,2 persen. Sedangkan impor pada triwulan III pertumbuhannya hanya 2,4 persen, jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III sebesar 6,5 persen. (umi)