Saran ADB agar Indonesia Lolos Krisis Global

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 25 November 2011

Saran ADB agar Indonesia Lolos Krisis Global

VIVAnews - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dapat mencapai target pemerintah sebesar 6,6 persen. Namun, hal ini bisa dipenuhi jika pemerintah mampu menyelesaikan tiga syarat utama.

Senior Country Economist ADB, Edimon Ginting dalam keterangan kepada pers di Jakarta, Kamis, 24 November 2011 mengatakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi Indonesia adalah peningkatan signifikan dari dorongan anggaran pemerintah.

"Sampai kuartal ketiga dukungan belanja pemerintah masih sangat marjinal karena penundaan eksekusi belanja modal," tutur Edimon.

Syarat kedua dari ADB adalah kinerja ekspor Indonesia tidak mengalami penurunan yang sangat tajam. Upaya ini bisa diantisipasi pemerintah dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor.

Indonesia, Edimon melanjutkan, tidak bisa hanya mengandalkan pasar baru seperti Afrika untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. "Lokasi baru itu belum mengenal produk-produk kita," kata dia.

Terakhir, ADB meminta agar pemerintah mempertahankan laju konsumsi dan investasi yang bergerak cukup kuat.

Sementara itu, Country Director ADB Indonesia, Jon D Lindborg menambahkan, Indonesia dan negara-negara di Asia sebetulnya memiliki cadangan devisa yang relatif besar. Untuk itu, pengelolaan anggaran yang lebih baik perlu dimaksimalkan agar Indonesia bisa mengembangkan sektor infrastruktur.

"Sekarang bagaimana menyalurkan cadangan devisa untuk kegiatan produktif. Ada kebutuhan besar, ada dana cukup besar. Bagaimana mempertemukan kebutuhan dan dana yang tersedia, sehingga ada proyek infrastruktur yang layak," kata dia.

Selama ini, negara-negara ASEAN sebetulnya cukup beruntung karena memiliki dana ASEAN Infrastructure Fund (AIF) yang bisa membantu pengembangan infrastruktur di negara anggotanya. Walau cukup besar, ADB mengatakan penggunaan dana tersebut harus dikeluarkan secara hati-hati.

ADB mengaku masih mengkaji proyek-proyek infrastruktur yang bisa didanai oleh AIF. Berdasarkan penelitian dari ADB, Jon menegaskan bahwa dalam rentang 10 tahun ke depan kawasan Asia membutuhkan dana sekitar US$8 triliun untuk pembangunan sektor infrastrukturnya.    

Jon berharap dana AIF tersebut bisa menjadi katalisator guna menarik investasi dari pemodal lain untuk membiayai proyek infrastruktur. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts