Perbaiki Jalan, RI Pinjam ADB Rp1,6 Triliun
|
10.01 |
VIVAnews - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memberikan pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar US$180 juta setara Rp1,62 triliun (kurs Rp9.000 per dolar AS) untuk membantu proyek rehabilitasi jalan-jalan daerah. Pemerintah berencana memperbaiki jalan sepanjang 470 kilometer di Kalimantan bagian utara dan Jawa bagian selatan.
ADB berharap dana pinjaman yang diberikan tersebut akan mendorong pertumbuhan dan investasi serta membuka kesempatan kerja baru.
Menurut Direktur ADB yang menangani transportasi untuk wilayah Asia Tenggara, James Lynch, jalan-jalan yang akan diperbaiki melewati koridor transportasi nasional yang strategis di empat provinsi. Termasuk ruas jalan yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia.
"Perbaikan jalan di sepanjang rute yang sangat penting ini akan membuka akses ke pasar, investasi, kesempatan kerja, dan layanan sosial bagi banyak masyarakat miskin. Hal ini sangat diperlukan bagi pemerataan pembangunan di seluruh negara,” kata James dalam keterangan tertulis, Jumat 25 November 2011.
James mengatakan, meski anggaran untuk jalan nasional telah meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir, permintaan terhadap infrastruktur yang berkualitas jauh melebihi ketersediaan. Perbaikan infrastruktur jalan dipercaya memperlancar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dengan memperbaiki jalan-jalan yang sudah ada, kita bisa meminimalkan dampak proyek terhadap masyarakat dan lingkungan," kata James Lynch.
"Menyeleraskan rancangan proyek dengan kebutuhan masyarakat akan membantu memastikan bahwa masyarakat yang paling miskin dan terpencil di Kalimantan dan Jawa akan mendapatkan manfaat dari perbaikan jaringan jalan ini," tuturnya. Pinjaman ADB ini akan memiliki masa pengembalian 25 tahun.
Sementara itu, Bank Pembangunan Asia atau Islamic Development Bank akan memberikan pendanaan bersama untuk perbaikan jalan sepanjang 76 kilometer dengan dana US$65 juta. Pemerintah sendiri akan menyediakan dana pendamping sebesar US$135,5 juta dari keseluruhan biaya proyek US$380,5 juta. "Proyek ini diharapkan akan selesai pada Februari 2016," imbuhnya. (art)
