BI: Hasil Eropa Picu Penguatan Rupiah
VIVAnews - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menilai langkah penyelamatan surat utang Yunani diharapkan akan menghilangkan kegugupan pasar dalam negeri. Lebih jauh, roda bisnis di Tanah Air diharapkan bisa berjalan lebih tenang.
"Itu berita bagus. Artinya kita melihat ada kejelasan dalam mengambil langkah-langkah, walaupun pelaksanaan masih ditunggu," ujar Darmin di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2011.
Menurut Darmin, kendati sudah ada kejelasan mengenai upaya penyelamatan krisis utang Yunani, hal terpenting yang harus ditunjukkan kembali oleh Eropa adalah pelaksanaan dari keputusan tersebut.
"Pasar kan tahunya pelaksanaannya, walaupun dengan adanya kejelasan itu sudah membantu suasana pasar," kata Darmin seraya menambahkan sentimen positif dari data-data ekonomi Amerika Serikat ikut membantu kondisi pasar yang lebih positif.
Disinggung mengenai kondisi nilai tukar rupiah, Darmin menegaskan rupiah akan terapresiasi kembali seiring masuknya arus modal asing ke dalam negeri. Bahkan, BI meyakini apresiasi rupiah terhadap mata uang asing akan kembali seperti bulan-bulan sebelumnya.
Namun, Darmin menegaskan, apresiasi rupiah tersebut sangat tergantung kepada sejauh mana implementasi dari keputusan pemimpin negara Eropa tersebut dilaksanakan oleh pihak terkait.
“Situasi pasar mulai tenang, rupiah cenderung terapresiasi dan kita akan lihat seberapa cepat dari pelaksanaan di Eropa itu,” pungkas Darmin.
Seperti diketahui, pemimpin Eropa dan kalangan perbankan telah menyepakati pemangkasan surat utang Yunani sebesar 50 persen. Langkah itu diharapkan bisa mengurangi rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Yunani yang saat ini mencapai 160 persen.
Berdasarkan data kurs tengah BI, rupiah hari ini berada di level Rp8.828 per dolar AS atau menguat dibanding sehari sebelumnya di posisi Rp8.890 per dolar AS. (art)