Amankan Penerimaan Negara, Lepas Stok Minyak
VIVAnews - Guna mengamankan pendapatan negara, BP Migas berencana untuk melepas stok minyak nasional sebanyak 5 juta barel atau ekuivalen 15 ribu barel per hari paling cepat akhir Oktober 2011.
"Lepas stok seharusnya dilakukan bulan ini agar keuangan negara tidak terganggu," kata Deputi Pengendalian Operasi BP Migas, Rudi Rubiandini, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat 28 Oktober 2011.
Namun, hingga saat ini BP Migas belum melepas minyak karena sedang menyiapkan kapal tanker sebagai alat angkut. Rencananya, dari cadangan 11 juta barel akan dilepas 5 juta barel. Sisanya yang 6 juta barel tidak boleh dilepas dan akan dijadikan dead stock.
Sementara itu, lifting minyak Indonesia terus merangkak naik. Data BP Migas menyebutkan lifting minyak pada September 2011 sudah mencapai 967,15 ribu barel per hari.
Ia menjelaskan, tingginya lifting pada September 2011 disebabkan hasil produksi minyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sudah mulai melepaskan stok. "Lifting tinggi September karena produksi sudah mulai dikapalkan," katanya.
Berdasarkan data BP Migas, sejak Juli 2011, lifting minyak terus merangkak naik. Lifting Indonesia pada Juli 2011 sebanyak 877,37 ribu barel per hari, Agustus naik menjadi 878,8 ribu barel per hari, dan September melejit menjadi 967,15 ribu barel per hari.
Ia menjelaskan, walaupun pada September tinggi, BP Migas memperkirakan lifting pada Oktober akan turun menjadi 932,96 ribu barel per hari. Selanjutnya, lifting akan mulai naik lagi pada November menjadi 940,08 ribu barel per hari, dan pada Desember menjadi 940,08 ribu barel per hari.
Sementara itu, untuk produksi minyak, dia menambahkan, masih rendah, sekitar 912-918 ribu barel per hari. Rendahnya produksi minyak ini diakibatkan kapal penyimpanan terapung (floating storage) milik CNOOC terbakar beberapa waktu lalu. Terbakarnya kapal CNOOC mengakibatkan produksi turun sekitar 16.000-18.000 barel per hari.
Untuk mengejar target produksi minyak sebanyak 950 ribu barel per hari, menurut dia, sangat berat. Upaya itu memerlukan langkah-langkah out of the box seperti pembebasan lahan di sekitar Chevron Pacific Indonesia dan kegiatan pemulihan produktivitas minyak (enhanced oil recovery/EOR) dari produsen migas.