E Coli Eropa Tak Ancam Makanan Indonesia

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 26 September 2011

E Coli Eropa Tak Ancam Makanan Indonesia

Bakteri E Coli di bawah mikroskop (ecoliblog.com)

VIVAnews - Di negara-negara Eropa, bakteri Escherichia Coli (E.Coli) telah menjangkiti ribuan orang. Bahkan, telah membuat puluhan orang meninggal dunia. Namun, bakteri tersebut disinyalir belum masuk ke Indonesia.

Menurut Thomas Darmawan, Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), produk makanan Indonesia hingga saat ini masih aman dari bakteri E.Coli karena impor makanan dari Eropa terbuat dari buah-buahan maupun sayur mayur yang merupakan produk olahan.

"Yang kita impor itu, lebih banyak makanan olahan seperti manisan dan kismis," ujarnya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Selasa 7 Juni 2011.

Kendati impor produk buah segar dari Perancis, dia menambahkan, terbilang sedikit jumlahnya. "Kita hanya impor buah apel dan itu pun tetap aman," tutur Thomas.

Begitu pula, Thomas menuturkan, untuk impor produk buah dan sayur mayur segar lainnya didatangkan dari negara di kawasan Asia seperti Australia, Selandia Baru, Thailand, Taiwan, dan China. "Jadi, produk makanan kita masih aman dari bakteri E.Coli," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau pada masyarakat agar waspada terhadap penyakit akibat bakteri E.Coli. Sebab, menurut dari data Kementrian Kesehatan, wabah penyakit  ini sebenarnya mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011.

Sampai 2 Juni 2011, Jerman menemukan 520 kasus haemolytic uraemic syndrome (HUS) dengan 11 kematian. Terdapat 1.213 kasus enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC), 6 diantaranya meninggal. Artinya, di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian .

"Selain Jerman, ada 11 negara lain yang menemukan kasus yang sama  yaitu Austria, Czech Republic, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Inggris dan Amerika Serikat," kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, dalam rilis yang diterima VIVAnews.com. (eh)

Kerja di rumah

Popular Posts