Petinggi Bank Dunia Bicara Macet Jakarta

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 05 Agustus 2011

Petinggi Bank Dunia Bicara Macet Jakarta

VIVAnews - Kemacetan Jakarta tidak hanya dialami oleh masyarakat biasa di kota Jakarta. Seorang Country Director, pimpinan tertinggi Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan G Koeberle, juga harus pintar menyiasati kondisi yang tidak menyenangkan tersebut.

Dalam sebuah wawancara khusus dengan VIVAnews.com, di Jakarta, Stefan yang berbicara atas nama pribadi, menyatakan kemacetan Jakarta merupakan masalah besar. "Saya sendiri membeli iPad --untuk mengisi waktu--, walaupun itu bukan solusi jangka panjang yang bagus," ujar Stefan ketika disinggung trik untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

Stefan bercerita, kemacetan parah yang terjadi di Jakarta saat ini mengingatkan pada kondisi serupa yang melanda lalu lintas Bangkok, Thailand. Kala itu, sekitar tahun 1980-an, ibukota negeri Gajah Putih tersebut juga mengalami kemacetan yang sangat parah.

Saking parahnya, masyarakat Thailand sampai berpikir bahwa kemacetan di jalan raya Bangkok itu tinggal menunggu waktu untuk berubah menjadi layaknya sebuah areal parkir. "Saya tidak tahu bagaimana mereka mengatasinya, tapi mereka berhasil," kata Stefan.

Pemerintah setempat, imbuh Stefan, telah menginvestasikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membangun sektor transportasi publik, moda transportasi massal, serta membangun railway metro system.

Berkaca pada pengalaman tersebut, Stefan menyayangkan sistem transportasi Jakarta yang hingga saat ini tidak memiliki angkutan massal ataupun railway metro system. Padahal, Jakarta sudah masuk radar dunia sebagai salah satu kota metropolitan.

"Transjakarta masih harus terus berbenah dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat terhadap transportasi publik," ujar dia.

Stefan mengusulkan, upaya mengurangi kemacetan di Jakarta hanya bisa dituntaskan dengan melakukan investasi besar-besaran di bidang transportasi publik.

Upaya pembenahan infrastruktur dan transportasi publik di Ibukota Indonesia, dia melanjutkan, sudah mendesak, mengingat laju urbanisasi setiap tahun terus meningkat. Saat ini, lebih dari setengah dari warga negara Indonesia bertempat tinggal di kota.

"Kota harus tetap efisien, tidak hanya dari segi transportasi, tapi juga kesehatan, air minum, dan pendidikan," kata Stefan. "Jadi, investasi infrastruktur harus disiapkan sekarang untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di perkotaan." (art)

Kerja di rumah

Popular Posts