Australia Cuma Penuhi 40% Kebutuhan Daging RI
VIVAnews - Para peternak sapi di Indonesia diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan daging sapi hingga 60 persen untuk konsumsi domestik, di saat Australia menghentikan ekspor ternak hidup maupun dagingnya.
"Kebutuhan impor sapi dan daging serta jeroan itu untuk memenuhi kekurangan 40 persen kebutuhan daging di Indonesia," kata Prof Ali Agus, Guru Besar Ilmu Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu 8 Juni 2011
Kendati demikian, menurut Agus, meski akhirnya Australia secara resmi menghentikan ekspor sapi hidup dan daging sapi ke Indonesia, harga sapi lokal sudah meningkat cukup signifikan yaitu dari Rp16 ribu per kilogram menjadi Rp19 ribu per kilogram sapi hidup di pasaran.
"Ada dampak positif terhadap harga sapi yang sempat jatuh hingga level paling rendah," tuturnya.
Meski ada sisi positif kenaikan harga sapi lokal, namun menurut dia, jika impor sapi dari Australia terus terhenti, dalam 5-6 bulan ke depan, sapi di Indonesia diperkirakan habis dipotong. "Pemerintah dalam hal ini harus bijaksana agar suplai daging sapi tersedia dan harganya masih terjangkau dengan cara impor," ujar Agus.
Australia hari ini menghentikan sementara semua ekspor hewan ternak ke Indonesia. Keputusan ini dibuat setelah muncul laporan bahwa hewan ternak asal Australia mengalami penyiksaan yang sadis sebelum disembelih di rumah-rumah jagal Indonesia. (art)
Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta