Sektor Bisnis Incaran Investor Prancis
VIVAnews - Delegasi Prancis yang dipimpin Perdana Menteri Fancois Fillon hari ini, Jumat, 1 Juli 2011, memulai kunjungan kerja di Indonesia. Tidak ingin ketinggalan dengan investor lain, sejumlah pemodal dari negeri mode ini juga mulai membidik investasi di sejumlah bidang di Tanah Air.
Sejumlah sektor yang menjadi bidikan pemodal Prancis di antaranya adalah geotermal, transportasi, infrastruktur, energi, dan makanan.
"Pemerintah Prancis menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara penting dan melihat Indonesia adalah partner yang sangat potensial dalam beberapa dekade ke depan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai pertemuan dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri Pierre Lellouche dan Menteri Transportasi Thierry Mariani di Kementerian Koordinator Perekonomian di Jalan Wahidin, Jakarta.
Hatta mengatakan keseriusan Prancis untuk berinvestasi di Indonesia bisa terlihat dari banyaknya delegasi yang datang dan menyatakan minatnya mengembangkan bisnis di tanah air.
Bahkan, sambung Hatta, investor asal Prancis ini berniat untuk menanamkan modalnya pada investasi baru dan tidak terbatas hanya untuk meneruskan bisnis yang sudah dikembangkan di Indonesia.
Untuk diketahui, dalam pertemuan kali ini, kedua menteri asal Prancis tersebut didampingi Presiden Kamar Dagang dan Industri (IFCCI) Alain-Pierre Mignon. Sementara dari pihak swasta, tampak hadir para petinggi perusahaan Prancis, antara lain Wakil Presiden Senior Asia Pacific Alstom International (spesialis produksi energi, transportasi, kelautan, konservasi energi) Jacques Beltran; Wakil Presiden Senior Arianespace Sales & Customer (perusahaan transportasi luar angkasa dan peluncuran satelit) Jacques Breton; dan Pemimpin Artelia (perusahaan yang memiliki spesialisasi di bidang manajemen proyek dan rekayasa lingkungan air dan proyek energi, bangunan dan fasilitas industri, pengembangan urban, sistem transportasi dan infrastruktur) Jacques Gaillard; serta 26 delegasi lainnya.
Pertemuan kali ini, sambung Hatta, merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang pada waktu itu diwakili oleh Menteri Keuangan Prancis Christine Lagarde, yang saat ini menjabat Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional atau IMF.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan menambahkan, investasi yang sudah masuk dalam rencana investor Prancis di antaranya adalah pembangunan pabrik peleburan nikel melalui Eramet SA, dengan porsi saham 60 persen dan nilai investasi US$5 miliar. Proyek kerjasama lain adalah di bidang geothermal senilai US@2 miliar.
"Investasi Prancis bisa mencapai US$10 miliar dalam 4-5 tahun mendatang dan dilaksanakan di berbagai bidang," kata Gita yang menjanjikan akan memperlancar rencana investasi ini dengan menuntaskan persoalan tax holiday.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui ketua umumnya, Suryo Bambang Sulisto, mengharapkan investor Prancis juga dapat ikut andil menggarap sejumlah proyek pemerintah yang masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
"Untuk MP3EI mereka akan kembangkan di bidang transportasi, bidang minyak dan gas, geotermal, dan makanan. Jadi, cukup menarik. Banyak yang berminat," kata Suryo. (kd)