Pilot Garuda Ancam Perpanjang Jam Mogok
VIVAnews - Asosiasi Pilot Garuda (APG) melancarkan aksi mogok terbang selama 24 jam pada Kamis 28 Juli 2011. Mereka mengancam bakal memperpanjang aksi jika tuntutan tidak dipenuhi manajemen Garuda.
"Perpanjangan masa mogok juga bisa terjadi. Kita lihat saja perkembangannya," kata Presiden APG, Stephanus Gerardus, kepada Vivanews.com.
Stephanus mengatakan, APG tak hanya meminta pilot di Bandara Soekarno-Hatta saja yang mogok. Dia sudah meminta pilot Garuda di seluruh tanah air untuk mogok sejak pukul 03.15. "Kita masih memantau terus perkembangannya. Saya harap pada jam 12.00 WIB nanti sudah ada sikap," kata dia.
Menurut dia, aksi mogok terbang dilakukan tanpa paksaan. Pilot yang bergabung, kata dia, melakukannya secara sukarela. Bahkan, dia menuding balik adanya intimidasi dari manajemen Garuda. "Mereka yang datang tanpa paksaan," kata dia.
Sampai saat ini, paara pilot yang tergabung dalam APG masih melakukan aksi mogok terbang. Mereka masih bertahan di pilot house, komplek kantor Garuda bandara Soekarno-Hatta.
Sebagaimana diketahhui, APG melakukan aksi mogok selama 24 jam hari ini. APG memandang telah terjadi kekeliruan pengelolaan perusahaan di PT Garuda Indonesia.
Diskriminatif
Mereka menuduh kebijakan penambahan jumlah pesawat tak diimbangi dengan penambahan jumlah pilot yang memadai, sehingga manajemen merekrut pilot asing.
Penambahan jumlah pesawat juga dituding menyebabkan jadwal pilot abnormal karena penerbangan mereka menjadi sangat padat. Kondisi tersebut dinilai APG dapat membahayakan keselamatan penerbangan karena kondisi pilot menjadi lebih mudah lelah.
Manejemen Garuda juga dituding bersikap diskriminatif terkait sistem remunerasi antara pilot asing dengan pilot domestik Garuda. Diskriminasi itu dinilai menyebabkan ketimpangan antara pilot asing dan domestik.
APG mengaku kecewa dengan manajemen Garuda, karena aspirasi yang mereka sampaikan dalam beberapa kali pertemuan, tak mendapat respon positif. Akibatnya, sampai saat ini belum ada jalan keluar dari permasalahan tersebut. (ren)
Laporan: Muhammad Iyus l Tangerang