BCA Minta Uang Muka Kredit Mobil Dinaikkan
VIVAnews - PT Bank Central Asia Tbk mengusulkan agar Bank Indonesia membuat peraturan mengenai minimun uang muka atau down payment (DP) agar bubble atau gelembung ekonomi pada sektor otomotif tidak terjadi. Ketentuan minimum ini juga akan menyehatkan persaingan dalam industri perbankan.
Menurut Direktur Konsumer BCA, Henry Koenaifi, rencana kebijakan minimun down payment oleh bank sentral dinilai sebagai langkah tepat untuk mengantisipasi bubble. BCA menetapkan down payment di atas 20 persen.
"90 persen kredit kendaraan bermotor DP-nya 20 persen ke atas," ujar dia di Jakarta, Kamis, 28 Juli 2011.
Ia menilai, permintaan kendaraan bermotor masih wajar. Sebab, produksi kendaraan bermotor di Tanah Air saat ini berada di bawah Thailand. Di Thailand, produksi kendaraan mencapai satu juta unit per tahun, sedangkan Indonesia 800 ribu unit.
"Ini menunjukkan demand kita masih wajar," imbuhnya.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menambahkan, permintaan kredit otomotif pada kuartal kedua memang agak terganggu. Sebab, suplai mobil yang kebanyakan berasal dari Jepang terhenti karena bencana tsunami.
"Namun, gap tersebut akan ditutupi pada kuartal ketiga ini," tuturnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengkhawatirkan besarnya kucuran kredit ke sektor properti dan otomotif di tengah pertumbuhan ekonomi saat ini akan menyebabkan terjadinya bubble ekonomi. Namun, dari kedua sektor tersebut, BI menilai potensi bubble terbesar diperkirakan berasal dari otomotif. Hal itu sudah terlihat dengan membanjirnya produk otomotif di masyarakat.
Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono beralasan, kekhawatiran terjadinya gelembung ekonomi dari sektor otomotif karena konsumen di Tanah Air kini semakin dimudahkan dalam proses pembelian kendaraan. Salah satu kemudahan adalah banyaknya fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh sejumlah perbankan nasional.
"Untuk otomotif itu, bisa dilihat sendiri saja di jalanan. Mobil, motor, saat ini sangat mudah mendapatkannya. Nah, itu terlalu cepat," ujar Hartadi. (art)