Mengapa Mochtar Riady Mendirikan Rumah Sakit
VIVAnews - Berbekal pengalaman yang menyedihkan, taipan gaek Mochtar Riady akhirnya mewujudkan cita-citanya membangun rumah sakit khusus kanker, MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta.
Pemilik dan pendiri Grup Lippo ini mengaku ibunya meninggal saat usia 40 tahun karena proses melahirkan. Saat itu, Mochtar masih berusia delapan. Sedangkan ayahnya meninggal saat usia 60, karena kanker lambung.
Menurut dia, dengan kemajuan teknologi saat ini, meski kanker stadium lanjut tak bisa disembuhkan, tapi paling tidak rasa sakit itu bisa dikurangi. "Maka, bagi saya rumah sakit memiliki arti sangat penting," kata dia saat pembukaan MRCCC Siloam Semanggi, Kamis 7 Juli 2011. "Dengan kecanggihan rumah sakit seperti saat ini, mungkin ibu saya tak sampai meninggal."
Kisah ini, akhirnya menggerakkan hati Mochtar membangun MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Rumah sakit yang menghabiskan dana US$138,8 juta ini diklaim sebagai rumah sakit kanker terlengkap di Asia. Siloam Semanggi memiliki fasilitas canggih di bidang kedokteran untuk pengobatan berbagai jenis penyakit kanker. Teknologi radioterapi, deteksi dini Positron Emission Tomography PET CT dan LINAC, hingga metode terapi kanker secara holistik.
Usai peluncuran, Mochtar Riady berhasil diwawancarai sejumlah wartawan. Berikut petikannya:
Bagaimana rencana bisnis rumah sakit Lippo ke depan?
Kami akan selalu mengembangkan rumah sakit untuk membantu masyarakat. Target kami, dalam 10 tahun bisa membangun 30 rumah sakit di seluruh Indonesia. Saat ini, Grup Lippo sudah memiliki 7 unit rumah sakit, termasuk satu rumah sakit khusus untuk penyakit kanker ini.
Apakah pembangunan rumah sakit ini akan menjadi bisnis baru Lippo, atau bagaimana?
Sebetulnya tidak murni bisnis. Karena rumah sakit ini juga disediakan untuk orang-orang miskin. Rumah sakit kanker ini, bisa juga buat orang miskin, asalkan sudah ada rujukan dokter kanker.
Lalu apa lagi yang akan dilakukan Lippo membantu orang miskin?
Kalau bicara rumah sakit untuk orang kurang mampu, coba datang ke Karawaci (Siloam Hospitals Lippo Karawaci), di sana kami menyediakan 3.000 bed yang khususkan untuk mereka. Biayanya tak lebih tinggi dari rumah sakit pemerintah, tapi peralatannya jauh lebih canggih.
Jadi tidak murni bisnis?
Tidak. Untuk orang-orang kurang mampu itu, kami menggunakan subsidi silang, sehingga mereka pun bisa berobat. Ini bagian dari CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) Grup Lippo. Jadi kami akan membangun rumah sakit kelas atas dan rumah sakit untuk rakyat jelata.