Mana Dulu, Jembatan Selat Sunda atau Malaka?
VIVAnews - Pemerintah memastikan akan mendahulukan pembangunan Jembatan Selat Sunda dibandingkan Jembatan Selat Malaka yang mengubungkan Indonesia dengan Malaysia.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto mengatakan, pembangunan Jembatan Selat Sunda jauh lebih penting dibandingkan Jembatan Selat Malaka. "Jadi kami tetap memprioritaskan Jembatan Selat Sunda," kata dia saat ditemui VIVAnews.com di ajang Indonesia International Motor Show 2011, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta.
Pemerintah, lanjut Bambang, terus gencar melakukan berbagai macam kajian agar proyek yang menelan dana hingga ratusan triliun rupiah itu segera dimulai. Saat ini kajian telah memasuki tahap relokasi kapal-kapal feri yang jalurnya dibangun jembatan.
"Kalau di Jembatan Suramadu [Surabaya - Pulau Madura], kapal-kapalnya dialihkan ke Surabaya - Bangkalan. Jadi meski ada jembatan, kapal feri tetap jalan."
Selain itu, dia melanjutkan, pemerintah juga tengah mengkaji cara agar jembatan itu tidak melanggar zona lalu lintas internasional. Sebab, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas kapal-kapal dunia. "Termasuk kami meminta harus ada rel di jembatan itu."
Hingga kini pemerintah belum memutuskan siapa penggarap mega proyek Jembatan Selat Sunda, meski PT Bangungraha Sejahtera Mulia, anak perusahaan Artha Graha Network --perusahaan milik pengusaha Tomy Winata, telah menyerahkan studi kelayakan atas proyek itu. Pemerintah malah menunjuk Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto sebagai Ketua Tim Proyek Jembatan Selat Sunda.
Di sisi lain, Malaysia, justru gencar menawarkan pembangunan Jembatan Selat Malaka. Proyek jembatan yang menghubungkan Pulau Rupat di Riau dengan Malaka di Malaysia itu saat ini dipegang oleh Strait of Malacca Partners Sdn. Bhd. Pembangunan jembatan ini diperkirakan menelan dana US$12,75 miliar atau sekitar Rp110 triliun dengan kurs Rp8.600 per dolar AS.
Jembatan ini menjadi satu proyek ambisisus bagi pertumbuhan Asia Tenggara khususnya Indonesia-Malaysia. Selain itu juga akan memberikan dampak global karena menjadi jalur persimpangan yang dapat meningkatkan keamanan politik dan perubahan lintas wilayah.
Sebagaimana optimisme Malaysia menjadi negara maju pada 2020, dan Indonesia menjadi negara maju pada 2025, jembatan ini akan menjadi landasan negara Asia Tenggara yang beragam dan secara cepat menjadi pusat kekuatan regional.