Jumlah Emiten RI Kalah dari Malaysia

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 21 Juli 2011

Jumlah Emiten RI Kalah dari Malaysia

VIVAnews - Kendati mencetak rekor sebagai bursa efek dengan kinerja terbaik di Asia Pasifik pada 2010, jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia. Negara tetangga tersebut memiliki jumlah emiten lebih banyak dibandingkan bursa di Tanah Air.

"Emiten kita tidak besar dan baru mencapai 400-an perusahaan. Bayangkan dengan Malaysia yang sudah mencapai beberapa ribu," kata Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Djoko Hendratto, di sela Indonesia International Conference Focus on Indonesia Economy 2011, di Jakarta, Kamis, 21 Juli 2011.

Menurut Djoko, Indonesia dengan skala ekonomi lebih besar dari Malaysia, seharusnya memiliki jumlah emiten lebih banyak dibandingkan Negeri Jiran tersebut.

Dia menilai, rendahnya jumlah emiten menyebabkan pilihan produk investasi yang ditawarkan di pasar modal nasional semakin minim. Kondisi ini diakui membuat kondisi pasar modal menjadi lebih fluktuatif.

"Bahkan lebih detail lagi, likuiditas kita hanya ditentukan dari beberapa jenis efek dan dari emiten tertentu saja," katanya.

Selain mengkritisi jumlah emiten yang masih minim, Bapepam-LK juga mengungkapkan kontribusi pasar modal Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) relatif masih minim dibandingkan beberapa negara lain.

Saat ini, kontribusi pasar modal Indonesia terhadap PDB hanya mencapai 35 persen dari rata-rata dunia sebesar 40 persen. "Bahkan di beberapa negara, ada yang di atas 50 persen," ujar Djoko.

Melihat kondisi tersebut, otoritas pasar modal mengaku telah mengatur rencana induk untuk memperluas basis investor, pembenahan infrastruktur, serta peningkatan profesionalisme.

Bapapem-LK juga akan mempermudah pengajuan pendaftaran calon emiten, mempersingkat proses, serta memberikan pemahaman mengenai tata cara menjadi perusahaan terbuka.

"Bagaimana perusahaan melakukan IPO, masih belum banyak yang memahami," katanya.

Pada penutupan perdagangan akhir 2010, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat kinerja terbaik se-Asia Pasifik. Indeks saham pada akhir perdagangan 2010 ditutup pada 3.703,51 poin atau menguat sebesar 46,13 persen dibandingkan penutupan akhir 2009 yang berada di posisi 2.534,36.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, penguatan terbesar indeks bursa regional setelah IHSG tahun lalu adalah Bursa Thailand (Bangkok SET) naik 40,85 persen, Filipina (Philippine SE) naik 37,56 persen, dan Korea Selatan (Korea Composite) naik 21,44 persen. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts