Indonesia Butuh Lebih Banyak Insinyur

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Sabtu, 30 Juli 2011

Indonesia Butuh Lebih Banyak Insinyur

Proyek Jembatan Mahkota II di Samarinda (Antara/ Riky)

VIVAnews - Indonesia membutuhkan lebih banyak insinyur setiap tahunnya. Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Said Didu menyatakan, jumlah insinyur yang memadai penting untuk menopang rencana kebijakan pemerintah.

"Dan kami sudah menghitung, kalau kebijakan ini dilaksanakan maka dibutuhkan tambahan profesi insinyur dengan berbagai ilmu," ujar Said Didu usai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Rabu 27 Juli 2011.

Tiga rencana kebijakan pemerintah yang dinilai berpihak pada insinyur yakni Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI), kebijakan penghentian ekspor bahan baku tambang mulai 2015 dan kebijakan pemerintah untuk pemenuhan alat utama sistem persenjataan dengan mengutamakan produk dalam negeri.

"Ini kebijakan yang menurut kami kebijakan yang betul-betul berbasis enginer untuk menuju kemandirian," ucapnya.

Menurut Didu, ada beberapa ketimpangan tentang daya saing dan jumlah insinyur. Negara-negara yang mempunyai daya saing tinggi ternyata memang berkolerasi positif dengan jumlah insinyur.

Dia mencontohkan, saat ini Korsel yang memiliki daya saing tinggi ditopang dengan jumlah insinyurnya yang memadai. "Korsel yang kita tahu daya saingnya tinggi sekali itu per sejuta penduduk ada 836 insinyur pertahun. China, 456 per sejuta penduduk. Bayangkan banyaknya insinyur di China dengan 1,5 miliar jumlah penduduknya," katanya.

Dia juga mencontohkan, Amerika saat ini memiliki daya saing yang menurun karena salah satunya disebabkan jumlah insinyurnya menurun. "Jauh di bawah China. Malah di bawah India, 406 insinyur pertahun per sejuta penduduk. Kenapa perusahaan-perusahaan Amerika banyak ke India? Karena mengejar insinyur. Karena insinyur mereka menurun," tuturnya.

Indonesia yang saat ini menuju daya saing tinggi, hanya memiliki 603.649 insinyur atau 163 insinyur per tahun per sejuta penduduk. Jumlah ini masih di bawah Malaysia yang memiliki 267 insinyur dan Vietnam 282 per tahun per sejuta penduduk.

"Kita, Indonesia hanya 163 insinyur per satu juta penduduk. Hanya menang dari Thailand, 135 insinyur persatu juta penduduk pertahun," katanya.

Didu menuturkan, jumlah ideal insinyur di Indonesia dengan program yang ada sekitar 600 insinyur pertahun per sejuta penduduk. "Itu target yang ingin kita capai," ucapnya. (eh)

Kerja di rumah

Popular Posts