Boediono: China Mulai Tertarik Sukuk Global

VIVAnews - Meski baru, sistem keuangan syariah memiliki potensi besar bersaing dengan sistem keuangan konvensional. Bahkan China juga mulai menaruh perhatian serius terhadap perkembangan obligasi syariah (sukuk) global.
Wakil Presiden Boedino menuturkan industri keuangan Islam tumbuh cepat, lebih dari 20 persen per tahun sejak tahun 2000. Aset syariah awalnya cukup kecil yaitu 1 persen dari total aset global. Diperkirakan tahun 2012 aset keuangan Islam akan mencapai US$1.600 miliar seiring tren kenaikan aset syariah.
Boediono menuturkan berdasarkan laporan Islamic Development Bank and the Islamic Financial Services Board (IFSB) April 2010, secara global, ada 500 lembaga keuangan Islam yang menunjukkan peningkatan aset pesat. Pertumbuhan aset dari US$639 miliar pada 2008 menjadi US$822 miliar pada 2009, atau tumbuh 29 persen.
"Sebagai pembanding, dalam periode yang sama, seribu bank konvensional paling top di dunia mencapai pertumbuhan aset tahunan hanya 6-7 persen," ujar Wakil Presiden Boediono dalam sambutannya di acara Joint High Level Conference On Islamic Finance di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin 18 Juli 2011.
Penerbitan obligasi sukuk, lanjut dia, mencapai US$50 miliar di pasar global pada 2010. Malaysia merupakan penerbit sukuk terbesar yaitu US$33 miliar. Sementara Indonesia mulai aktif berpartisipasi pasar sukuk global beberapa tahun terakhir, dengan menerbitkan sukuk US$3 miliar pada 2010. Negara lainnya, Arab Saudi juga menerbitkan sukuk US$3 miliar, Qatar US$2 miliar, Pakistan dan Uni Emirat Arab menerbitkan sukuk US$900 juta.
"Yang menarik, bahkan Inggris memiliki minat yang kuat dalam pengembangan pasar sukuk, dengan total nilai sukuk mencapai US$ 19 miliar pada semester pertama 2011," katanya.
Dengan demikian, kata Boediono, pertumbuhan luar biasa sistem keuangan Islam tercatat tidak hanya di dunia Islam, tetapi juga di dunia Barat dan wilayah Asia Pasifik. "Pendorong utamanya adalah pertimbangan komersial dan bisnis. Bahkan Cina pun mulai menaruh perhatian serius terhadap perkembangan pasar sukuk global," ungkapnya.
Boediono menuturkan, disamping berbagai keunggulan lainnya, keuangan syariah memiliki dua keunggulan yang sangat khusus. Dua keunggulan inilah yang harus terus dipelihara sistem keuangan syariah. Pertama, produk keuangan syariah telah memiliki rambu-rambu khusus antara kegiatan keuangan dan sektor riil. Kedua, pemisahan antara risiko dan imbalan. (eh)