BI: Kami Sudah Perkirakan Inflasi Juni

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 01 Juli 2011

BI: Kami Sudah Perkirakan Inflasi Juni

VIVAnews - Bank Indonesia menyatakan kenaikan inflasi saat ini di level 5,54 persen (year on year) sudah diperkirakan sebelumnya. BI meyakini, meski terus naik, inflasi hingga akhir tahun akan turun menjadi 5 persen.

Menurut Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, dugaan tersebut muncul bila melihat dampaknya. Tingkat inflasi year to date Indonesia yang masih di kisaran 1 koma menunjukkan kenaikan harga barang selama enam bulan terakhir baru mencapai 1 persen.

"Jadi, year on year penting. Tapi, kalau sudah setengah tahun atau lebih, year to date perlu diperhatikan. Year to date hingga Mei seingat saya 0,52 persen ditambah 0,55 persen berarti sekitar 1 koma. Bayangkan kalau 6 bulan cuma 1 persen," ujar Darmin saat ditemui wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat 1 Juli 2011.

Perhitungan inflasi, ujar Darmin, seharusnya melihat juga inflasi pada tahun lalu. Dari catatan BI, walau inflasi bulan per bulan dari bulan Juni hingga Desember 2010 terbilang tinggi, namun kecenderungan secara yoy menurun.

"Oleh karena itu, walau inflasinya sudah 0,5 persen lebih, dalam satu bulan tetap saja yoy-nya turun, karena tahun lalu month to month-nya tinggi. Jadi, kita melihat kecenderungan itu, arah inflasi hingga akhir tahun bukan meningkat, tetapi sedikit menurun dari sekarang 5,54 persen," paparnya.

Dia menjelaskan, BI memprediksi inflasi inti yang naik saat ini, pada akhir tahun akan melambat dan berhenti. Namun, dia tidak dapat memperkirakan kapan saat itu akan terjadi.

"Inflasi inti 4,63 persen, naik 0,01 persen. Inflasi inti kenaikannya makin lama makin lambat, menjelang akhir tahun akan berhenti. Saya tidak bisa memprediksi kapan," ujarnya.

Beberapa hal yang mempengaruhi inflasi inti, di antaranya adalah pengaruh barang-barang impor serta volatile food. "Pengaruh dari harga barang-barang impor yang kemudian diperlambat kenaikannya karena rupiah menguat. Hal kedua yang mempengaruhi ialah proses putaran kedua dari naiknya volatile food. Yang harus diperhatikan ialah harga internasional dan kurs," ungkapnya. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts