Berkasus, Citibank Turunkan Target Kredit
VIVAnews - Citibank menurunkan target kredit di tahun ini. Penurunan itu disebabkan dua kasus besar yang dialami bank swasta yang berpusat di Amerika Serikat ini.
"Ada semacam rencana mungkin 15-20 persen, itu untuk corporate," kata Chief Country Officer Citi Indonesia sementara, Tigor Siahaan di Jakarta, Kamis, 28 Juli 2011.
Dua kasus yang dialami itu adalah pembobolan dana nasabah oleh bekas manajernya, Inong Malinda Dee. Wanita paruh baya itu berhasil menggondol dana belasan rupiah dana nasabah Citibank. Kasus kedua adalah kematian nasabah mereka, Irzen Octa saat menjalani introgasi debt collector terkait penagihan piutang.
BI melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap manajemen Citibank. Selain itu juga melarang Citibank menggaet nasabah baru kartu kredit dan layanan premium Citigold.
Tahun sebelumnya, kata Tigor, pertumbuhan kredit korporasi di Citibank mencapai lebih dari 35 persen. Dia mengatakan pihaknya tidak hanya ingin mengejar target yang ambisius. Tetapi ingin mengedepankan prudent banking atau kehati-hatian.
"Saya optimis bahwa growth-nya akan terus tinggi, tapi saya tidak mau pokoknya growth-nya musti sekian, bahaya," ungkap Tigor.
Akibat dua kasus itu, Citibank mendapat sanksi dari Bank Indonesia. Citibank tidak diperbolehkan menambah nasabah kredit konsumen. Oleh sebab itu, Citibank beralih menggarap kredit korporasi. "Semua segmen akan kita garap, sekarang porsinya mungkin 60-40 persen, 60 persen untuk korporasi dan 40 persen dari segi konsumen retail," tutur Tigor.
Menurut Tigor masih banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang masih belum terlalu besar tapi membutuhkan bantuan untuk tumbuh lebih cepat lagi. "Apakah itu perlu ada semacam kaya advisory dari segi capital market dan sebagainya," kata Tigor.
Namun, Tigor memastikan, tidak akan memindahkan semua target kredit konsumen kepada kredit korporasi. Dia mengatakan dari segi produk-produk konsumen sendiri akan banyak produk baru yang akan diluncurkan oleh Citibank. Namun, saat ini Tigor mengaku masih melakukan konsolidasi dan menyusun strategi perencanaan.
"Semua lini bisnis berjalan dengan sendiri-sendiri, saya nggak mau karena ada sesuatu di bisnis A, maka bisnis B musti di gas gila-gilaan, saya rasa tetap yang harus kita junjung tinggi adalah prudent banking, kita harus prinsip kehati-hatian dalam perbankan," pungkasnya. (eh)