Berkas IPO VIVA Diajukan Agustus
VIVAnews - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) akan memasukkan kembali berkas rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada Agustus 2011.
Sebelumnya, rencana IPO Visi Media Asia tertunda karena masih dilakukan pengecekan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
"Mengenai rencana IPO VIVA, prosesnya tetap seperti yang kami upayakan. Pada kuartal ketiga kami harapkan bisa listing," kata Presiden Komisaris Visi Media Asia, Anindya N Bakrie di Jakarta, Kamis, 28 Juli 2011.
Anindya mengatakan, momentum rencana penawaran umum perdana saham perseroan cukup tepat. Apalagi, kinerja perusahaan pada kuartal I-2011 membaik bila dibandingkan 2010. "Timing-nya kok malah bagus, karena kalau dilihat, IHSG juga cukup tinggi," ujarnya.
Menurut Anindya, perseroan menargetkan laba bersih mencapai Rp55,2 miliar tahun ini. Sementara itu, pendapatan diproyeksikan sekitar Rp1,1 triliun. Pada 2010, perseroan mencatatkan pendapatan usaha Rp889,1 miliar.
"Jadi, kami melihat, akan sangat menarik IPO setelah bulan puasa ini," imbuh Anindya.
Sebelumnya, harga IPO perseroan ditetapkan Rp280 per saham dengan target dana Rp640,1 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan perseroan dan anak perusahaan.
Selain itu, dalam proses penawaran umum saham tersebut, perseroan akan membagikan waran sebanyak 571,5 juta sebagai insentif bagi calon investor. Waran ini dibagikan dengan rasio 4:1 atau setiap empat saham akan memperoleh satu waran. Harga pelaksanaan waran Rp300.
"Harga tentunya kami lihat dari hasil bookbuilding dan diserahkan kepada underwriter," tutur Anindya.
Pada rencana IPO sebelumnya, perseroan akan melepas 14,21 persen sahamnya ke publik atau 2,286 miliar saham. Hasil pelepasan saham itu akan digunakan 40 persen untuk membayar sebagian utang kepada Credit Suisse AG, sebesar US$54 juta.
Sementara itu, 40 persen lainnya digunakan untuk belanja modal, pengembangan usaha, dan investasi baru guna mendukung kegiatan usaha perseroan dan anak usaha yaitu tvOne, ANTV, dan VIVAnews.com.
Sisanya, sebesar 20 persen, untuk modal kerja perseroan dan anak usaha, antara lain biaya operasional perseroan seperti biaya keuangan, biaya gaji karyawan, sewa ruang kantor, dan pembayaran jasa konsultasi. (art)