BBM Subsidi Naik, Pemerintah Rogoh 25 Triliun
VIVAnews - Komisi VII DPR RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati usulan tambahan volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari 38,6 juta kiloliter (KL) menjadi 40,49 juta KL. Akibat tambahan BBM subsidi sebanyak 1,89 juta KL, anggaran subsidi itu bakal bertambah sekitar Rp25 triliun.
"Jadi pada dasarnya, pemerintah punya kapasitas, sekarang berpulang ke Badan Anggaran. Tapi pemerintah sudah punya kapasitas untuk setujui," ujar Menteri ESDM, Darwin Z Saleh, usai Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 7 Juli 2011.
Darwin menyatakan, kementeriannya telah melakukan exercise mengenai dampak kenaikan volume BBM bersubsidi. Dari hasil analisa, diketahui bahwa tambahan volume BBM bersubsidi akan menyebabkan tambahan anggaran sebesar Rp25 triliun. Sehingga total anggaran subsidi BBM ditaksir mencapai Rp120,7 triliun.
Kementerian ESDM juga memastikan bahwa jumlah anggaran yang dikeluarkan pemerintah masih dalam kapasitas negara. "Itu sudah dalam kapasitas keuangan negara" ujar Darwin.
Walau meminta tambahan volume BBM bersubsidi, Darwin menyatakan pihaknya akan meningkatkan pengawasan penyaluran BBM melalui kerjasama antara BPH Migas dan Pemerintah Daerah.
Usulan penambahan volume BBM subsidi sebetulnya tidak sepenuhnya berjalan mulus dalam pembahasan dengan DPR hari ini. Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Bob Rizaldi sempat menyampaikan keberatannya jika usulan RAPBN-P 2011 sebesar 40,49 juta KL.
Bob beralasan, tambahan anggaran subsidi tersebut dipastikan bakal memberatkan keuangan negara. "Lebih baik tetap ke APBN awal, kalau naik 40,49 juta KL bisa naik jadi Rp56 triliun," kata Bob.
Pasang Target
Sebelumnya, Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM juga sepakat untuk mengajukan target lifting minyak dalam RAPBN-P 2011 sebanyak 945 ribu barel per hari (bph). Target tersebut lebih rendah dari rencana yang dirancang pemerintah dalam APBN 2011 sebanyak 970 ribu bph.
Darwin memaparkan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengejar target tersebut, antara lain memastikan agar seluruh program kerja di 2011. "Khususnya terkait pekerjaan sumur agar dapat terlaksana, mengupayakan percepatan produksi melalui produksi segera cadangan dari temuan pemboran eksplorasi (put on production)" ujar Darwin.
Upaya lain adalah mengupayakan secara maksimal untuk menekan kehilangan produksi, termasuk akibat unplanned shutdown. Ditambah lagi, percepatan program pemboran sumur produksi dari kuartal satu tahun 2012 ke tahun 2011. (ren)