Survei: Mayoritas Warga Indonesia Tolak PLTN
VIVAnews - Keinginan pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tampaknya membutuhkan upaya keras. Pasalnya, masyarakat Indonesia yang mendukung rencana tersebut hanya 9 persen dan 33 persen lainnya menentang sumber energi alternatif tersebut.
Kesimpulan tersebut muncul dari hasil riset Ipsos mengenai reaksi warga dunia terhadap bencana PLTN Fukushima Jepang yang dilakukan terhadap 23 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Survei dilakukan terhadap 1.000 responden di setiap negara, kecuali Indonesia, Argentina, Meksiko, Polandia, Arab Saudi, Afrikan Selatan, Korea Selatan, Swedia, Rusia, dan Turki yang masing-masing 500 responden.
Ipsos merupakan perusahaan riset pasar berbasis survei terbesar kedua di dunia. Melalui Ipsos SA, lembaga ini masuk dalam lima besar perusahaan riset global.
Keterangan pers yang diterima VIVAnews.com, Kamis, 30 Juni 2011. menyebutkan, dukungan dunia untuk energi nuklir telah menurun sebesar 16 poin dari sebelumnya 54 persen menjadi 38 persen. Dukungan penggunaan energi nuklir ini lebih rendah dari penggunaan batu bara sebesar 48 persen.
Masyarakat dunia saat ini lebih mendukung penggunaan pembangkit listrik dari tenaga surya sebesar 97 persen, tenaga angin 93 persen, tenaga hidro elektrik 91 persen, dan gas alam 80 persen. Sementara batu bara dan nuklir masing-masing berada di posisi terbawah dalam persepsi masyarakat kali ini.
Masyarakat India tercatat sebagai negara yang paling banyak mendukung penggunaan nuklir sebagai sumber energi alternatif. Sementara Italia menjadi negara dengan penduduk paling banyak menentang nulir sebagai penghasil listrik.
Sebanyak 26 persen warga dunia penentang penggunaan nuklir umumnya dipengaruhi oleh bencana meledaknya PLTN Fukushima di Jepang. Dalam kasus Indonesia, sebesar 67 persen sudah menentang penggunaan energi nuklir jauh sebelum kasus ledakan PLTN di Jepang terjadi. Hanya 27 persen yang menentang setelah terjadi bencana di Jepang.
Dalam survei tersebut diketahui juga bahwa hanya 28 persen warga Indonesia menyatakan dukungannya kepada pemerintah untuk meneruskan pembangunan PLTN di masa yang akan datang. Sisanya, sebesar 72 persen, menolak meneruskan pembangunan PLTN.
Jumlah penentang pembangunan PLTN di Indonesia itu memang masih lebih rendah dibandingkan Brazil. Negara di Amerika Selatan ini menjadi negara dengan penduduk paling besar keinginannya untuk menghentikan pembangunan PLTN sebesar 89 persen. Berbanding terbalik dengan kondisi di Brazil, penduduk di Polandia malah mendukung kelanjutan pembangunan PLTN dengan porsi 52 persen.
Usai bencana PLTN Fukushima mereda, ternyata belum bisa menyurutkan ketakutan masyarakat dunia terhadap penggunaan energi alternatif ini. Buktinya, kekhawatiran terhadap dampak bencana berimbas pada produk yang diekspor ataupun yang selalu dihubungkan dengan Jepang.
Sebanyak 45 persen, Masyarakat dunia saat ini mengaku khawatir dengan produk ikan dari Jepang. Produk Jepang lain yang dikhawatirkan penduduk dunia adalah rumput laut (44 persen), sushi (41 persen), buah-buahan (40 persen), nasi (38 persen), dan mie (37 persen).