Penggunaan BBM Subsidi Naik 7 Persen
VIVAnews - Volume bahan bakar minyak bersubsidi pada kuartal I-2011 naik tujuh persen dibanding periode sama 2010. Belum adanya keputusan pembatasan BBM membuat defisit anggaran naik.
"Kalau pembatasan BBM ditunda terus, pasti ada penambahan volume BBM bersubsidi seperti tahun lalu," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, Senin, 6 Juni 2011.
Menurut Bambang, penambahan BBM memang belum dapat dipastikan. Tahun lalu, kuota BBM meningkat hingga 42 juta kiloliter. "Dari sisi anggaran, ya mau nggak mau pasti bertambah," kata Bambang.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan dirinya harus berhati-hati karena realisasi yang naik tujuh persen. Ia mendukung pelaksanaan uji coba yang dilakukan BPH Migas, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta PT Pertamina. Uji coba itu demi menjaga kuota BBM bersubsidi 38,6 juta kiloliter tahun ini.
"Saya mendukung uji coba Juli nanti, siapa tahu uji coba langsung jalan," ujar Agus.
Agus juga menyadari pembatasan BBM sebenarnya saat ini sudah dapat dilakukan.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan pengendalian BBM bersubsidi dengan menaikkan harga BBM sebaiknya dilakukan April lalu. Namun, menurut Menkeu, idealnya pembatasan BBM dilakukan Oktober 2010, namun terus ditunda. Apalagi, fasilitas infrastruktur seperti tangki Pertamax di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) belum terpenuhi. (art)