BPS: Hati-hati Jebakan Kelas Menengah

VIVAnews- Pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi di kawasan Asia saat ini merupakan sinyal kawasan Asia nantinya akan menguasai dunia. Namun kondisi itu juga memberi ancaman lain karena berkembangnya kelas menengah.
Laporan Asia Development Bank (ADB) menyebutkan negara di Asia dengan pertumbuhan cepat seperti China, India, Indonesia dan Vietnam mempunyai risiko terjerat jebakan kelas menengah (middle income trap). Apa yang dimaksud hal tersebut?
Ketua BPS Rusman Heriawan menjelaskan kelas menengah ini adalah potensi penurunan kelas oleh masyarakat kelas menengah menuju kelas bawah apabila terjadi krisis ekonomi. Masyarakat tentunya akan tidak bisa menerima kemunduran dalam kehidupannya seperti gaya hidup dan pola konsumsinya.
"Perkembangan ekonomi di Asia terutama di kawasan Asia Timur berarti juga menimbulkan efek pergeseran kelas. Kelas menengah inilah yang memberikan tekanan (preasure grup)" ujarnya kepada VIVAnews.
Banyaknya pergeseran kelas ekonomi masyarakat dari bawah ke tingkat menengah ini, harus difasilitasi pemerintah dengan menjaga pertumbuhan ekonomi ini. Apa sebabnya? Kelas menengah inilah yang memiliki kontribusi signifikan pada roda perekonomian suatu negara.
"Kontributor golongan menengah yang harus kita perhitungkan dalam menjalankan kegiatan ekonomi," katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah harus menjaga ritme pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Beberapa cara yang dapat dilakukan ialah menjaga anggaran dan pembangunan di sektor infrastruktur. Bila infrastruktur baik maka gairah investasi akan tetap terpelihara.
"Pemerintah juga diharapkan melanjutkan reformasi birokrasi, perbaikan pelayanan dan kepastian hukum," ungkapnya. (sj)