Wapres: 4 Langkah Muluskan Perdagangan Bebas

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Selasa, 26 April 2011

Wapres: 4 Langkah Muluskan Perdagangan Bebas

VIVAnews - Wakil Presiden RI Boediono menilai tantangan terbesar dalam pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas ASEAN dan China (ACFTA) terletak pada ekonomi politik baik yang bersifat regional maupun domestik.

"Jalan mana yang diambil? Integrasi harus diperdalam dan reformasi domestik harus dikejar," ujar Boediono dalam sambutannya pada acara The Asia News Network Seminar "The Strategic Balance in Asia: Cooperation & Competition" di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa 26 April 2011.

Menurut Boediono, terdapat empat langkah agar perjanjian perdagangan bebas  tumbuh baik antarnegara ASEAN, atau antara ASEAN dan negara dunia ketiga lainnya.

Empat langkah tersebut adalah meningkatkan jaringan perdagangan melalui perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan liberalisasi investasi, perlunya meningkatkan daya saing internasional melalui eksploitasi ekonomi skala global, respons defensif terhadap regionalisme ekonomi Eropa dan Amerika Utara untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan suara di perdagangan global.

Langkah terakhir adalah masing-masing negara bisa bertindak sebagai asuransi terhadap lambatnya kemajuan perjanjian Doha.

"Saya tahu, masih ada sengketa dalam wacana teoritis, tetapi dalam kenyataannya FTA dipandang sebagai pelengkap building blocks untuk liberalisasi multilateral lanjutan dan cakupan WTO-plus," ujar Boediono.

Wapres menambahkan, Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut terlibat dalam perjanjian ACFTA harus mampu meningkatkan daya saing nasional. Apalagi, pemerintah memandang, ACFTA saat ini dibutuhkan dalam sebuah perekonomian global.

"Tidak ada negara yang mampu untuk tetap terisolasi dari tren saling ketergantungan ekonomi dan integrasi tanpa menderita kerugian," kata Wapres.

Dia menambahkan, Indonesia harus mampu mengenali perbedaan antar negara-negara yang terikat dalam perjanjian perdagangan bebas. Selain itu, Indonesia harus bisa memastikan bahwa semua langkah yang diperlukan harus diambil untuk mencegah kesenjangan yang tumbuh antara ekonomi lebih kompetitif dan kurang kompetitif.

Seperti diketahui, pemerintah berencana merundingkan kembali perjanjian ACFTA dalam kerangka bilateral. Keputusan negosiasi ulang itu ditempuh karena perjanjian perdagangan yang baru berlaku ini telah menyebabkan daya saing produk nasional semakin melemah, dikalahkan produk-produk dari China.

Data yang dihimpun pemerintah menunjukkan, dari sekitar 9.000 produk, hanya sekitar 200 produk yang mengalami masalah akibat dibukanya keran perdagangan antara ASEAN dan China. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts