Suku Bunga Naik, Industri Reksadana Tertekan
VIVAnews - PT Danareksa Investment Management (DIM) optimistis pertumbuhan industri reksadana masih akan berkembang dalam beberapa tahun mendatang. Meski diakui, pertumbuhan tersebut sedikit tersendat seiring kenaikan tingkat suku bunga.
"Reksa dana saat ini alternatif masyarakat yang tidak hanya mengenal deposito," Direktur Utama Danareksa Investment Management John D Item di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa, 26 April 2011.
Menurut John, tingkat suku bunga yang meningkat cenderung akan menyebabkan dampak negatif pada pasar obligasi di Indonesia. Hal itu lambat laun akan merambat pada kinerja reksadana pendapatan tetap.
Tantangan lain yang dihadapi industri reksadana adalah proses pemulihan ekonomi global yang masih menghadapi risiko ketidakpastian terkait krisis utang yang melanda sejumlah negara. Kenaikan harga minyak dan komoditi pangan dunia yang diperkirakan masih berlanjut juga dikhawatirkan menimbulkan tekanan inflasi di banyak negara maju dan negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kendati banyak tekanan, John masih yakin pertumbuhan industri reksadana akan terus tumbuh. Hal ini tidak terlepas dari perekonomian nasional yang terus menunjukan tanda-tanda positif. Selain itu, masyarakat mulai mengenai produk investasi berbentuk reksadana disamping deposito yang sudah dikenal sebelumnya.
Diantara berbagai produk reksadana yang bakal tumbuh, John memperkirakan reksadana saham masih merupakan produk investasi yang memberikan imbal hasil yang cukup besar. "Karena laju pertumbuhannya sebesar 22,5 persen, sehingga mempunyai laba yang cukup tinggi''
John menambahkan, untuk mengantisipasi dampak negatif dari kenaikan tingkat suku bunga, DIM juga meluncurkan produk reksadana pendapatan tetap dengan target dana kelolaan mencapai Rp1 triliun hingga akhir tahun 2011.
Produk investasi dengan nama Reksadana Danareksa Melati Platinum Rupiah ini rencananya akan diinvestasikan pada instrumen Surat Utang Negara (SUN) sebesar 80-100 persen, pasang uang 0-20 persen, atau saham 0-20 persen.
"Untuk target investor sendiri kami menargetkan kepada investor yang terbiasa dengan deposito, suka produk proteksi, investor yang suka kesal dengan turunnya suku bunga'' ujar John.
Reksadana baru tersebut akan memberikan imbal hasil investasi yang menarik karena penurunan return akan terjaga pada tingkat tertentu dan peningkatan return tidak terbatas. Batas minimal bagi investor untuk membeli produk investasi ini ditetapkan sebesar Rp1 juta. (umi)