Ini Susahnya Punya Banyak Sumur Minyak Tua
VIVAnews - Pengamat perminyakan Rudi Rubiandini menilai pemerintah susah mengejar target lifting minyak --produksi minyak siap jual-- sebesar 970 ribu barel per hari, bila masih mengandalkan sumur-sumur tua. Menurut dia, produksi-produksi sumur tua sangat terbatas, sehingga tak bisa digenjot melampaui target.
Guru Besar Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengatakan, sumur tua merupakan sumur-sumur minyak bumi hasil pemboran sebelum 1970. Sumur-sumur tua ini, sebagian besar masih diusahakan menghasilkan minyak. "Sangat tidak mungkin mendongkrak lifting minyak dengan sumur tua," kata dia di Jakarta, Rabu 20 April 2011.
Menurut dia, saat ini pemerintah memiliki 5.000 sumur tua, 30 persen di antaranya sering menimbulkan masalah. Belum lagi, pemanfaatan sumur tua sangat tidak efisien. Selain karena hasilnya yang tak sebanyak sumur muda, biaya peralatan pengeboran juga lebih mahal. Karena itu, tak banyak perusahaan-perusahaan besar yang minat sumur ini.
Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia, Salis S Aprilian, mengatakan bahwa pengangkatan minyak dari sumur tua membutuhkan waktu lama hingga 21 hari. Bahkan, bila menggunakan cara tradisional bisa memakan waktu hingga 290 hari.
"Itu saja minyak yang keluar hanya 10-15 barel per hari," katanya. Biaya pengangkatan mencapai Rp300 juta, sedangkan bila menggunakan alat tradisional hanya Rp200 juta.
Kendala lain, pengangkatan minyak pada sumur tua kerap kali bercampur dengan air. "Kadar airnya tinggi," ujar Salis. "Sehingga sumur tua harus diremajakan." (art)