Gempa Jepang, Penjualan Alat Berat Malah Naik
VIVAnews - Setelah mengalami kerusakan akibat musibah gempa dan
tsunami, Maret 2011, pabrik Komatsu di Jepang --yang memproduksi alat berat-- kembali beroperasi normal.
Pabrik utama Komatsu saat ini sudah kembali berproduksi dalam waktu kurang dari sebulan setelah gempa dan tsunami melanda Negeri Sakura itu.
Berdasarkan data PT United Tractors Tbk (UNTR) --distributor alat berat merek Komatsu di Indonesia--, per Maret 2011, meski dibayangi terhambatnya pasokan alat berat dari Jepang, volume penjualan alat berat merek Komatsu selama tiga bulan tahun ini justru mencapai 2.207 unit.
Volume penjualan alat berat itu meningkat 989 unit (81,1 persen) dibanding periode sama 2010 sebanyak 1.218 unit. Selama Maret 2011, volume penjualan alat berat tercatat 789 unit.
Laporan operasional perseroan hingga Maret 2011 yang diperoleh VIVAnews.com di Jakarta, menyebutkan, selama periode itu, volume penjualan alat berat terbanyak di sektor pertambangan, yakni mencapai 1.516 unit.
Sementara itu, sektor agribisnis sebanyak 305 unit, konstruksi 225 unit, dan kehutanan 161 unit.
Volume penjualan alat berat selama Maret yang mencapai 789 unit itu naik dibanding Februari 2011 sebanyak 687 unit. Volume penjualan alat berat selama Maret tersebut merupakan yang terbanyak setahun terakhir.
Hingga Maret 2011, United Tractors masih memimpin pangsa pasar alat berat di Indonesia, yakni mencapai 54 persen.
Sebelumnya, manajemen United Tractors mengatakan, pabrik Komatsu di Oyama, Jepang, juga telah melanjutkan operasi dan diharapkan dapat mengejar keterlambatan produksi pada akhir Mei 2011. Sementara itu, masalah kekurangan pasokan bahan bakar di pabrik Koriyama telah diselesaikan dan diharapkan dapat mengejar ketertinggalan produksi yang tertunda pada akhir Mei.
Bencana gempa dan tsunami memang berpengaruh pada pengiriman alat berat ke Indonesia, terutama untuk jenis tertentu yang diproduksi di Jepang. Namun, karena pabrik Komatsu tidak hanya di Jepang, pasokan alat berat hingga 2-3 bulan pasca tsunami masih cukup aman.