BPS Perkirakan April Tetap Deflasi

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Sabtu, 02 April 2011

BPS Perkirakan April Tetap Deflasi

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi tidak ada kenaikan harga barang konsumsi, khususnya pangan, pada April 2011. Kondisi itu diperkirakan dapat memicu kembali deflasi pada bulan tersebut.

Kepala BPS, Rusman Heriawan, menyatakan, pada April belum terlihat adanya sinyal kenaikan harga. Barang-barang dengan volatilitas tinggi seperti pangan, utamanya beras, masih akan berada pada harga yang stabil dengan kecenderungan turun.

Beras adalah pangan yang bervolatilitas tinggi. Sementara itu, bulan ini sudah masuk panen raya, sehingga kemungkinan deflasi. "Kalaupun ada inflasi, nilainya tipis," kata Rusman di kantor BPS, Jakarta, Jumat 1 April 2011.

Selain itu, pembebasan bea masuk impor untuk pangan akan efektif mengoreksi nilai inflasi. "Bila ada fasilitas impor baru seperti kedelai atau tepung terigu, pasti ada dampaknya pada inflasi," katanya.

Hal lain yang bakal mempengaruhi inflasi April, Rusman melanjutkan, adalah pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sikap pemerintah terhadap BBM dinilai akan berpengaruh besar terhadap terjadinya inflasi atau deflasi. Apabila pemerintah membatasi BBM bersubsidi dengan menaikkan harga Premium, akan berdampak pada pembobotan Pertamax.

Sebelum 2009, komposisi Premium dan Pertamax mencapai 70 dan 30 persen. Pada 2009, komposisinya bergeser menjadi 20 persen untuk Pertamax. "Ada hitungan kuantitatif jika ada pembatasan BBM," katanya.

Pembatasan ini akan memaksa sebagian orang pindah ke Pertamax dari  Premium. "Ini membuat bobot Pertamax pada perhitungan inflasi makin tinggi," ujar dia.

Saat ini, bobot Pertamax pada inflasi sebesar 0,01 persen. Angka ini berasal dari sumbangan kenaikan Pertamax dari Rp8.100 per liter menjadi Rp8.700 per liter.

Sementara itu, gaji pegawai negeri, ujar Rusman, tidak berdampak pada inflasi. Sebab, besaran kenaikan gaji telah dicantumkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Sekarang, gaji pegawai negeri tidak menimbulkan shock sebab telah ada dalam APBN," tuturnya.

Bila tren terjaga dengan baik, Rusman optimistis deflasi atau inflasi tipis akan berlangsung hingga Mei mendatang. (art)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts