Alasan BI Pertahankan BI Rate 6,75%

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Rabu, 13 April 2011

Alasan BI Pertahankan BI Rate 6,75%

VIVAnews - Melihat optimisme pertumbuhan ekonomi selama 2011, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada level 6,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan BI rate 6,75 persen sebagai cara pengendalian inflasi tinggi dari volatile food," kata Gubernur BI Darmin Nasution dalam keterangan pers di gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa, 12 April 2011.

Dalam pertimbangannya, BI mengatakan pemulihan ekonomi global saat ini terlihat lebih baik dari proyeksi yang dibuat bank sentral. Hal itu terlihat dari  penyesuaian berbagai pihak yang menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi.

Optimisme ini diharapkan akan berdampak pada volume perdagangan yang meningkat, sehingga berpengaruh positif pada produk ekspor dan mendorong produk domestik.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai 6-6,5 persen dan sedikit melemah pada 2012 menjadi 6,1-6,2 persen. Pertumbuhan ini karena kinerja investasi yang semakin membaik dan solid.

"Secara sektoral, ekonomi akan tumbuh tinggi seperti transportasi, telekomunikasi, jasa, restoran, dan bangunan," kata Darmin.

Kendati demikian, BI menilai pemulihan ekonomi global juga menghadapi tantangan terutama dari krisis utang beberapa negara serta dampak dari gempa dan tsunami Jepang. "(Kenaikan) harga minyak dan komoditas pangan berlanjut hingga memberi tekanan inflasi di negara maju dan berkembang termasuk Indonesia," kata Darmin.

Tekanan inflasi ke depan, Darmin melanjutkan, diperkirakan masih tinggi terutama disebabkan harga pangan serta harga komoditas dunia.

Beruntung, sepanjang Januari-Maret, pemerintah masih mampu mengendalikan laju inflasi terutama dari volatile food. Sebagai penyumbang inflasi terbesar, volatile food diprediksi berkurang karena upaya pemerintah menahan laju inflasi serta belum adanya kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

Di sisi perbankan, BI juga menilai pertumbuhan kredit semakin membaik. Hingga akhir Maret lalu, kredit mencatat kenaikan 25,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts