Kenapa Khadafi Bisa Bertahan Hingga Detik Ini
VIVAnews - Negeri di bibir Siberia ini dikurung dunia tahun 1973. Amerika dan Eropa beralasan bahwa Muammar Khadafi mendukung terorisme. Hidup dikurung dari segala penjuru, Libya jadi murung. Ekonomi buram dan kekuasaan Khadafi amatlah ringkih. Rawan kudeta kekuatan sipil dan militer yang disokong Amerika Serikat. Itu sebabnya Khadafi merapat ke Washington. Embargo dicabut 2004.
Sesudah itu ekonomi negeri itu mekar. Libya mampu bersaing dengan sejumlah negara maju dalam perkara kemakmuran rakyat. Kini sesudah kisruh politik berdarah meletus lagi, Khadafi kembali merasakan dikurung dunia itu. Semenjak pekan lalu, sejumlah pesawat tempur Amerika Serikat dan Eropa membombardir pusat militer Libya. Arab Saudi semenjak kemarin ikut dalam serbuan ini.
Akan rontokkah kekuasaan Khadafi?
Belum tentu juga. Semenjak berkuasa tahun 1969, Khadafi sudah diuji dengan berbagai pertempuran dan percobaan bunuh diri. Hidupnya selalu berjumpa dengan maut. Itu sebabnya dia mengelola negara, juga kehidupan pribadinya dengan cara yang misterius dan nyentrik. Mobil mirip roket lengkap dengan persenjataan elektronik, rumah dengan bunker penuh kamar, dan serdadu bayaran dari banyak negara. Kian genting situasinya, kian mahal bayaran para serdadu itu.
Bagaimana Kahadafi membayar semua itu? "Emas adalah kuncinnya," tulis Financial Times, Kamis 23 Maret 2011. Media ini membahas secara mendalam mengapa Khadafie bertahan dari setiap mau yang datang menghampir.
Menurut data terakhir dari Dana Moneter Internasional (IMF), Bank sentral Libya--yang berada di bawah kendali Kolonel Khadafi--memegang 143,8 ton emas. Cadangan ini bisa lebih besar atau lebih kecil, namun selisihnya tidak banyak. Hanya beberapa ton saja.
Meski, emas Libya tercatat hanya nomor 25 tertinggi di dunia, cadangan ini diperkirakan bisa membiayai pasukan tentara bayaran selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Nilai cadangan emas Libya mencapai US$6,5 miliar atau sekitar Rp58,5 triliun, untuk nilai saat ini.
Banyak negara yang menyimpan cadangan emas di brankas internasional, seperti di London, New York, atau Swiss, namun tidak bagi Libya. "Dia menyimpan semuanya di negara itu," kata sumber yang sangat mengerti transaksi emas antarnegara.
Pemerintah AS dan Eropa telah membekukan miliaran dolar aset Libya, sebagai sanksi atas tindakan Khadafi yang menghadiahi demonstran dengan serangan militer. Sanksi ini sebenarnya telah memukul bank sentral Libya, yang sebagian besar kekayaannya dari minyak mentah. "Tapi cadangan emas Libya dapat memberi kekuatan pada Kolonel Khadafi," tulis laporan itu.
Sebelum kekerasan pecah, cadangan emas Libya disimpan di bank sentral di Tripoli. Tapi sejak itu mungkin telah dipindahkan ke lokasi lain, seperti kota selatan Sebha, yang dekat dengan perbatasan Chad dan Niger.
Walter de Wet, kepala riset komoditas di Standard Bank--salah satu bank terbesar di Afrika Selatan-- mengatakan Khadafi tidak bisa memanfaatkan emas sebesar itu bila tidak dijual ke luar negeri. "Khadafi bisa mengangkut emas ke Chad atau Niger lalu dijual dan dananya ditransfer ke bank asing yang dimiliki Libya," katanya.
Selain cadangan emas, Kolonel Khadafi kemungkinan juga menimbun cadangan kekayaan secara tradisional dari penjualan minyak.