Fitch Rating: Obligasi Bakal Marak Tahun Ini

VIVAnews - Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating, memperkirakan pasar obligasi nasional akan mengalami pertumbuhan berkisar 20-30 persen sepanjang tahun 2011. Sektor keuangan dan telekomunikasi akan menjadi penyumbang emisi terbesar pada tahun ini.
"Mereka menerbitkan obligasi tergantung kebutuhan," kata President Director Country Head Fitch Rating, Baradita Katoppo, pada Fitch Ratings Indonesia Credit Briefing 2011 di Hotel Four Seasons Hotel, Kuningan, Jakarta, Kamis 17 Maret 2011.
Baraditta mengatakan perkiraan pertumbuhan pasar obligasi nasional itu didasarkan pada tren pemeringkatan surat utang selama kuartal I yang terus meningkat. Dalam tiga bulan pertama 2011, Fitch mengungkapkan jumlah obligasi yang masuk dalam Fitch Rating mencapai Rp5 triliun. "Angka ini separuh dari angka tahun 2010 lalu," katanya.
Pasar obligasi 2011 kemungkinan akan dipenuhi oleh surat utang yang berasal dari sektor keuangan. Hal ini sudah terlihat dari jumlah obligasi hingga semester I-2010 yang kini sedang ditangani oleh Fitch Rating yang sebagian besar berasal dari sektor perbankan dan lembaga keuangan.
"Secara umum emiten lebih banyak berasal dari lembaga keuangan yang memiliki sifat intermediasi," katanya.
Selain sektor keuangan, Fitch memperkirakan sektor telekomunikasi juga akan banyak mengeluarkan obligasi tahun ini. Baradita menyebutkan, ada beberapa perusahaan yang akan mengeluarkan obligasi.
Head of Asia Pasific Sovereign Ratings Fitch Rating, Andrew Colquhoun, menambahkan, maraknya pasar obligasi di Indonesia didorong beberapa hal positif seperti pertumbuhan ekonomi yang kuat. Selama lima tahun terakhir, produk domestik bruto Indonesia rata-rata 5,7 persen atau pada level BB dan BBB.
"Naiknya arus investasi dari berbagai sektor seperti pertambangan, industri jasa mendukung prospek positif dalam jangka menengah," kata Andrew seraya menambahkan faktor eksternal keuangan seperti surplus dalam neraca pembayaran juga turut mendukung kenaikan pasar obligasi.
Meski begitu, Fitch mengingatkan masih ada beberapa kendala yang harus diselesaikan pemerintah, diantaranya kondisi infrastruktur, inflasi, penerimaan fiskal yang hanya naik 15,9 persen, penerimaan yang sedikit, dan anggaran subsidi yang menghambat sumberdaya untuk permodalan.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, total penerbitan obligasi sepanjang tahun 2010 mencapai Rp 35,40 triliun. Total emisi obligasi hingga 29 Desember 2010 itu meningkat dibandingkan posisi tahun 2009 yang mencapai Rp 31,09 triliun.