Citi: Tsunami Jepang Tak Ganggu Ekonomi RI
VIVAnews - Citigroup memperkirakan tiga negara di Asia tidak akan mengalami dampak signifikan karena gangguan pasokan akibat bencana tsunami yang menerjang Jepang beberapa waktu lalu. Tiga negara itu adalah India, Indonesia, dan China.
Ketiga negara tersebut relatif aman dari gangguan pasokan barang produksi dari Jepang, terutama yang berhubungan dengan barang semikonduktor, baja, dan komponen otomotif.
"Pertumbuhan di India, Indonesia, dan China kelihatan yang paling terisolasi (dari dampak itu)," kata Head of Asia Pacific Economic & Market Analysis Asia, Indonesia & Vietnam Citigroup, Johana Chua, dalam hasil riset Emerging Markets Daily: Asia Edition yang diterima VIVAnews.com, di Jakarta, Selasa, 22 Maret 2011.
Citi memperkirakan, tidak terpengaruhnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dua negara Asia lainnya itu karena masih tingginya permintaan dalam negeri yang mendorong perekonomian masing-masing negara.
Selain itu, kegiatan manufaktur yang terdiversifikasi dan ketergantungan yang minim pada barang-barang impor dari Jepang membuat negara tersebut relatif kecil terkena dampak gangguan pasokan barang asal Jepang.
Data yang dipresentasikan Citi menunjukkan, Indonesia sepanjang 2009 hanya mengimpor bahan baku komponen elektronika asal Jepang sekitar 25 persen untuk peralatan semikonduktor. Sementara itu, sekitar 10 persen impor untuk komponen sirkuit elektronik dari total seluruh impor barang serupa.
Untuk komponen dan aksesoris kendaraan bermotor, Indonesia tercatat hanya mengimpor kurang dari 10 persen komponen dari Jepang. Demikian pula untuk produk besi dan baja, Indonesia hanya bergantung pada impor produk Jepang di bawah 10 persen dari total impor.
Kondisi berbeda terjadi pada negara-negara Asia lain seperti Thailand, Korea Selatan, dan Taiwan. Thailand diperkirakan mengalami risiko gangguan ekonomi karena gangguan pasokan produksi Jepang.
Saat ini, produksi Thailand sebagian besar banyak bergantung pada bahan-bahan dari Jepang. Negara Gajah Putih itu tercatat mengimpor barang elekronik dari Jepang dengan porsi 30 persen dari impor, besi dan baja (38 persen), komponen kendaraan (63 persen), dan bahan kimia (24 persen).
Citi menilai gangguan pasokan yang melanda Jepang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan laju inflasi. Pengurangan kapasitas produksi industri di Jepang diperkirakan menaikkan harga barang asal Jepang terutama untuk negara yang bergantung pada produk dari Negara Sakura itu.
Riset dari lembaga keuangan internasional itu juga memperkirakan produksi barang-barang yang bergantung pada impor bahan baku Jepang untuk sementara akan tersendat.
Untuk barang-barang elektronika, Citi memperkirakan gangguan pasokan bahan baku barang terkait teknologi akan berlangsung 1-3 bulan. Gangguan pasokan lain akan terjadi pada barang otomotif, dan pembangunan kapal.
Kendati bakal menimbulkan berbagai dampak negatif, Citi memperkirakan negara-negara di Asia yang menghasilkan produk yang sana dengan Jepang akan memperoleh keuntungan dari harga yang naik dan penambahan pangsa pasar. (art)