Kreditor Tolak Opsi Damai Mandala

VIVAnews - Para kreditor Mandala Airlines keberatan dengan rencana perdamaian yang diajukan oleh Mandala. Mandala mengajukan opsi untuk mengkonversi utang menjadi saham.
Dalam sidang verifikasi dan rencana perdamaian Mandala, para kreditor menanyakan apakah ada opsi lain selain yang ditawarkan Mandala. Para kreditor konkuren - kreditor yang tidak dijamin dengan aset-aset perseroan - itu akan ditawarkan untuk membeli saham Mandala Airlines seri C dengan nominal Rp2.500.
Salah satunya adalah kreditor dari Garuda Maintance Facility (GMF) yang menyatakan keberatannya jika harus membeli saham Mandala.
"Sangat sulit bagi kami anak perusahaan BUMN untuk membeli saham Mandala karena harus melalui RUPS dan persetujuan dari Menteri BUMN,"kata perwakilan GMF dalam sidang verifikasi dan rencana perdamaian Mandala Airlines di Jakarta, Jumat 18 Februari 2011.
Selain GMF, beberapa kreditor lain yang berasal dari BUMN seperti Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, dan Merpati Nusantara Airlines juga keberatan dengan opsi yang ditawarkan Mandala.
"Harus ada surat dari Menteri BUMN untuk membeli saham dan itu kemungkinannya kecil. Kami sarankan kepada Mandala untuk mencari investor baru dan investor akan mempertimbangkan hutang-hutang Mandala," kata perwakilan Angkasa Pura I.
Sementara itu, Presiden Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadin menjelaskan saat ini Mandala tidak mempunyai rencana perdamaian lain yang ditawarkan investor. Rencana perdamaian ini merupakan kesepakatan antara investor strategis yang akan masuk ke Mandala dengan manajemen Mandala.
"Konversi saham sudah masuk dalam rencana investor strategis. Saat sekarang masih dalam proses negosiasi, dan kami tidak boleh menyebutkan siapa itu investor hingga final, untuk melewati itu rencana perdamaian harus dilewati," katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya Mandala Airlines meminta dukungan para kreditor atas rencana perdamaian yang telah diajukan kepada Pengadilan Niaga pada 4 Februari 2011. Melalui rencana perdamaian tersebut, investor baru dapat segera masuk dan memulai proses restrukturisasi untuk menyelamatkan perusahaan.
"Manajemen meyakini bahwa rencana ini merupakan pilihan terbaik bagi para kreditor," kata Direktur Utama Mandala Airlines, Diono Nurjadin, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 11 Februari 2011.
Menurut Diono, rencana perdamaian mencakup tiga hal, yakni terkait masuknya investor baru untuk menyuntikkan modal bagi perusahaan, pengajuan konversi sebagian besar utang kreditor konkuren menjadi saham, dan masuknya pengelola baru untuk memulai kembali operasi perusahaan. (hs)