Strategi Investasi 2011, Saham atau Obligasi
VIVAnews - Tahun 2011 tinggal hitungan hari. Namun, apakah Anda sudah memanfaatkan investasi secara maksimal?
Agar dapat mempunyai strategi investasi yang tepat, Bahana TCW Investment Management memberikan beberapa strategi. Strategi utama adalah meminimalisasi alokasi likuiditas baik berupa kas maupun deposit.
Alasannya, kelebihan likuiditas menjaga suku bunga tetap rendah, sehingga perolehannya tidak dapat menutup inflasi. Investasi jenis saham merupakan langkah yang baik, terutama sektor domestik dan terkait faktor eksternal yaitu batu bara. Namun keuntungan saham tahun depan diperkirakan tidak sebesar tahun ini.
"Kami sarankan untuk menekan harapan kenaikan saham (tone down expectation). Harapkan saja keuntungan saham mengikuti rata-rata historis sekitar 20 persen sesuai dengan long-term GDP (gross domestic product) nominal growth Indonesia," tulis Bahana dalam Catatan Akhir Tahun 2010.
Investor juga dapat memilih obligasi korporasi yang memiliki credit rating bagus ketimbang obligasi negara. Caranya, investor harus tetap fokus untuk mengamankan dari risiko inflasi.
Bila harga saham dan obligasi dianggap sudah mahal, sedangkan bunga deposito terjaga rendah, pertimbangkan untuk berinvestasi pada perusahaan nonlisted melalui private equity fund. Selain mendapatkan dividen, keuntungan besar diraup saat bisnis tersebut dilepas ke pasar modal sebagai perusahaan publik.
"Investor berkesempatan mengkapitalisasi momentum percepatan ekonomi Indonesia," ujarnya. (art)