Shell Akhirnya Serahkan Data Migas ke RI
VIVAnews - Shell International Exploration Production (SIEP) beberapa waktu lalu telah menyerahkan data minyak dan gas (migas) lama dari berbagai daerah di Indonesia yang dimilikinya sejak zaman Belanda hingga 31 Desember 1965.
Data itu selanjutnya akan digunakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melengkapi data yang dimiliki pemerintah Indonesia.
"Data itu sangat penting untuk menyiapkan pengembangan migas karena akan melengkapi data yang ada," kata Dirjen Migas, Evita H Legowo, di Jakarta, Jumat, 28 Januari 2011.
Menurut Evita, pemerintah Indonesia sudah lama meminta Shell untuk mengembalikan data-data migas Indonesia itu. Namun, kesepakatan dengan Shell baru tercapai pada 22 April 2009 dan diserahkan kepada pemerintah, Rabu 26 Januari 2011.
"Sebetulnya sudah lama kami proses untuk pengembalian data tersebut. Tetapi, kesepakatan baru tercapai pada 2009," katanya.
Data yang diserahkan oleh Shell terdiri atas 8.867 data sumur dan 220 profil seismik. Data sumur yang diserahkan terdiri atas 44.212 laporan dan 25.748 log data.
Sementara itu, data seismik terdiri atas tiga peta dan 51 laporan. Berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan sebelumnya, data-data lama itu dalam kondisi yang bagus serta dapat dibaca dengan jelas.
Pengamat perminyakan Kurtubi menyayangkan terlambatnya data Shell yang diserahkan kepada pemerintah. Menurut dia, jika data tersebut diserahkan sejak dulu, akan lebih bernilai dan bermanfaat. Sekarang ini manfaat data-data tersebut tidak akan optimal.
"Mungkin karena datanya sudah tidak bernilai, baru diserahkan. Kami tidak tahu persis kenapa baru diserahkan dengan sangat terlambat," katanya.