Saham Bank Jadi Pilihan Jelang Akhir Pekan

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 06 Januari 2011

Saham Bank Jadi Pilihan Jelang Akhir Pekan

VIVAnews - Saham-saham sektor perbankan diperkirakan masih menjadi pilihan para pelaku pasar untuk perdagangan menjelang akhir pekan ini, Kamis 6 Januari 2011.

"Penguatan harga kemarin, Rabu 5 Januari 2011 masih memungkinkan berlanjut, meski terbatas," kata analis PT Ekocapital Cece Ridwan saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.

Pada penutupan perdagangan kemarin, saham perbankan memimpin penguatan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia di level 3.783,71. Empat saham perbankan papan atas menjadi pemimpin penguatan indeks yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Cece memperkirakan, untuk transaksi hari ini dua saham teratas seperti BMRI dan BBRI masih berpeluang menguat. Hal itu, didorong rencana aksi korporasi perseroan. "Pengumuman penetapan suku bunga acuan atau BI rate pada posisi 6,5 persen turut menjadi sentimen positif," kata dia.

Seperti diketahui Bank Mandiri tengah dalam proses melakukan rights issue dengan target dana Rp14,4 triliun. Melalui transaksi rights issue tersebut, sebanyak 2,3 miliar lembar saham baru akan dilepas ke publik, di mana setiap pemegang saham yang memiliki 8.985 saham lama mendapat 1.000 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham baru. "Kalau right issue Bank Mandiri mau laku, harganya harus di bawah harga pasar," kata Cece.

Dengan penetapan harga rights issue Rp 4000-6100, BMRI harus berada di level Rp 7800-8000." Sedangkan Bank Rakyat Indonesia akan melakukan stocksplit atau pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2, yaitu dengan nominal lama Rp500 per lembar saham menjadi nominal baru Rp250 per lembar saham.

Adapun sektor tambang, menurut Cece, masih memungkinkan terjadi penguatan meski pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia sektor tambang mengalami koreksi. "Kita tunggu Wall street. Tapi sepertinya, meski CPO (minyak sawit mentah), batu bara, dan minyak dunia turun di bawah US$90 per barel, sektor tambang masih baik," kata dia. (sj)

Kerja di rumah

Popular Posts